Diburu Banyak Pembeli, Prospek Budidaya Pepaya Calipornia Menjanjikan

Jumat 20-07-2018,03:53 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

SINDANG JAYA – Varietas pepaya California masih menjadi primadona di pasaran. Sekilas, memang bentuk dan warna pepaya California maupun pepaya Bangkok tak jauh berbeda, yakni berbentuk bulat lonjong, kulit buah bertekstur sedang dan berwarna hijau serta tahan satu minggu setelah di panen. Yang membedakan hanya dari ukurannya yang lebih kecil. Namun perbedaan itu sangat mencolok dari segi ukuran dan keharuman dengan warna buah kemerahan. Menurut salah satu pembudidaya pepaya California di bilangan Desa Badak Anom, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang yakni Sudarmaji, buah pepaya yang ditanamnya memiliki banyak keunggulan dibanding pepaya lainnya. "Pepaya ini lebih harum dari pepaya lainnya. Selain itu buah ini juga memiliki rasa yang sangat manis jauh di atas rata-rata pepaya lainnya," tutur Sudarmaji. Sudarmaji menjelaskan, pepaya California ini merupakan pepaya introduksi yang dibuat sedemikian rupa sehingga cocok dibudidaya di Indonesia. Lantaran berukuran mini, pepaya ini juga dikenal dengan pepaya Solo yang berarti pepaya yang habis dimakan untuk satu orang. Sudarmaji mengatakan, dia berpengalaman menanam pepaya jenis California saat berada di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, sejak belasan tahun lalu. Namun, keluhnya, akibat persaingan bisnis di Palembang, berdampak kepada harga pepaya dari petani ke pedagang dibawah Rp 4.000 per kilogram. “Saya mengetahui bahwa harga jual pepaya jenis California di Kabupaten Tangerang atau Kota Tangerang mencapai Rp 4.000 per kilogram. Maka, saya mencoba peruntungan menanam pepaya California di sini,” kata pria yang akrab disapa Darmaji, kepada Tangerang Ekspres, kemarin. Darmaji menjelaskan, tanaman belum menghasilkan buah yang maksimal dan sempurna pada masa panen pertama. Setelah bulan pertama hingga usia tiga tahun, buah pepaya jenis California ini bisa dipanen selama tiga hari sekali. Menurutnya, biasa dia menghasilkan pepaya satu ton per hektare selama tiga hari sekali. Darmaji menuturkan, menjual pepaya jenis California ini ke Pasar Sentiong, Pasar Balaraja dan Pasar Tanah Tinggi, jika hasil panen bisa mencapai jumlah target permintaan. Ia melanjutkan, lahan seluas tiga hektare yang dikelolanya saat ini, berbeda degan lahan miliknya di Palembang, sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kadar Ph tanah, kelembapan udara dan intensitas curah hujan. “Kondisi tanah Palembang dengan Kabupaten Tangerang berbeda. Di  Palembang kalau musim kemarau masih ada turun hujan, tapi di sini kalau kemarau ya benar-benar kering berbeda dengan wilayah Sumatera,” kata Darmaji. Dengan demikian, ia memerlukan pasokan air yang lebih banyak agar tanaman tidak kering atau mati. Kendala lain, curah hujan yang tinggi juga memudahkan tanaman terserang hama. Namun, kalau hama masih bisa ditanggulangi dengan pemberian obat anti hama sesuai kebutuhan. Darmaji meyebutkan, kalau uji coba penanaman pepaya California ini berhasil, dia akan meneruskan dan mengembangkan perkebunan pepaya ini dengan memperluas lahan perkebunan hingga puluhan hektare, untuk memenuhi permintaan buah pepaya California di Tangerang. Adapun, proses penanaman pepaya California, Darmaji memaparkan, mulai masa pembibitan, membajak lahan, perapihan lahan, pemupukan lahan, peletakan bibit dan penanam hingga panen. (mg-2/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait