Genjot Ketangkasan, Tagana Dilatih Bangun Tenda

Jumat 13-07-2018,05:32 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

CIPUTAT TIMUR-Sebanyak 40 anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Tangsel dilatih pemantapan kemampuan shelter atau pembangunan tenda untuk lokasi penampungan korban bencana. Kegiatan ini digelar Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangsel di Pulau Gintung 3, Cireundeu, Ciputat Timur, Kamis (12/7). Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Kota Tangsel Salbini mengatakan, kegiatan itu dilakukan agar anggota Tagana siap siaga jika terjadi bencana. "Bencana tidak tahu kapan datangnya, makanya kita harus selalu siap dan salah satunya dengan melakukan pelatihan shelter," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (12/7). Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel Wahyunoto Lukman mengatakan, kegiatan yang dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan keterampilan anggota Tagana dalam mengahadapi bencana. "Dengan pemantapan kemampuan shelter tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan para Tagana dalam upaya penyelamatan. "Juga menciptakan rasa aman dan nyaman suasana dalam pengungsian," ujarnya. Wahyunoto menambahkan, Tangsel termasuk salah satu daerah yang memiliki kerawanan bencana alam antara lain, banjir, tanah longsor, pohon tumbang dan lainnya. Karena, itu upaya peningkatan keterampilan Tagana adalah sebuah keniscayaan, mengingat datangnya bencana tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Ia berharap dengan adanya pelatihan shelter ini, Tagana lebih tepat, terampil, tanggap dan siap dalam penanganan korban bencana. "Jadi untuk meminimalisir korban bencana dimana Tangsel merupakan daerah yang rawan terhadap bencana. Masih menurutnya, selain untuk memberikan pemahaman tentang penanggulangan bencana khususnya shelter, kegiatan itu juga untuk meningkatkan kemampuan SDM Tagana dalam pengelolaan shelter. Serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana, sehingga penanganan pengungsi dapat diatasi secara cepat dan tepat. Penanggulangan bencana bukan saja merupakan tanggung jawab pemerintah dan swasta tetapi, juga diharapkan keterlibatan masyarakat. “Tagana sebagai ujung tombak terdepan dalam penanggulangan bencana baik saat tanggap bencana maupun pasca bencana diharapkan dapat memahami tentang peran dan fungsinya dalam menanggulangi bencana," jelasnya. Wahyunoto menuturkan, Tagana harus lebih dini menyiapkan tempat pengungsian saat terjadi bencana. Jika ada gedung bisa digunakan tapi, kalau tidak ada harus mendirikan tenda sebagai tempat pengungsian sementara. Menurutnya, dalam waktu maksimal dua jam jika terjadi bencana maka tenda hatus sudah terpasang. Selanjutnya, maksimal lima jam peralatan dapur harus sudah terpasang. Serta maksimal 12 jam makanan siap saji harus siap diberikan kepada penggungsi. "Kecepatan pasang tenda menjadi salah satu indikator dalam kesiapsiagaan hadapi bencana," tuturnya. Di tempat yang sama, Ketua Forum Tagana Kota Tangsel Afif Musthafa mengatakan, kegiatan itu untuk mengingatkan kembali teknik pemasangan tenda bagi anggota yang tidak masuk dalam regu shelter. "Anggota Tagana itu tiga bagian, yakni tim resque, dapur umum dan shelter. Namun, semua anggota harus bisa pasang tenda," singkatnya. (bud/esa)

Tags :
Kategori :

Terkait