PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) berencana melakukan produksi dari pabrik Semen Rembang yang telah memasuki tahapan penyelesaian. Seiring dengan tuntasnya seluruh perizinan, produsen semen milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini akan memulai operasi komersial semester I 2017 ini.
Dirut SMGR Rizkan Chandra menegaskan menghormati hasil keputusan di Kantor Staf Presiden (KSP) pada tanggal 12 April 2017 terkait dengan pemenuhan study amdal, diantaranya masalah penambangan di Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih. "Ditargetkan dalam semester I ini sudah mulai memasuki operasi komersial," ujarnya dalam siaran pers yang diterima JawaPos.com, Kamis (13/4).
Terkait kajian Tim KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis), Semen Indonesia mendukung untuk dilakukan kajian lanjutan yang lebih ilmiah, termasuk batasan fisiografi zona Kendeng, zona Randublatung, dan zona Rembang. Demikian juga kesesuaian antara desk study (berdasarkan data-data skunder) dengan fakta-fakta di lapangan.
Ini juga termasuk fakta dampak lingkungan terhadap kegiatan penambangan di CAT-CAT lain di seluruh Indonesia yang telah ditambang selama puluhan tahun. Hingga saat ini, Pabrik Semen Rembang telah memenuhi sekitar 35 perijinan dan selalu mematuhi semua aturan dan regulasi terkait yang berlaku dan sudah siap beroperasi. Dalam rapat itu, kata Rizkan, telah dijelaskan bahwa Pabrik Rembang tetap dapat beroperasi dengan menggunakan bahan baku tersedia sampai ada keputusan tentang kegiatan penambangan.
Terkait dengan uji coba Semen Rembang, SMGR sebagai induk usaha akan yang merupakan BUMN dan perusaaan terbuka (publik) akan taat dan selalu menyampaikan keterbukaan informasi terkait status Pabrik Semen Rembang.Informasi yang akurat, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan harus segera disampaikan untuk memenuhi keterbukaan informasi agar kepastian hukum dapat ditegakkan dan dihormati semua pihak.(nas/JPG)