TANGERANG--Rencana pembangunan Jalan Tol Serpong-Balaraja yang melintasi Desa Cisereh, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, tak berjalan mulus. Gara-garanya, ada makam yang diyakini keramat dan warga di sana menolak makam itu digusur. Penolakan itu dilontarkan warga RT 01 RW 01 Desa Cisereh, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Mereka menolak pembangunan Jalan Tol Serpong-Tigaraksa yang melintasi kampung mereka. Alasannya, rencana pembangunan tol tersebut menyentuh pemakaman di TPU Cisereh, termasuk sejumlah makam yang dianggap keramat. “Kita tahunya tol kena makam pas udah ada patok. Masyarakat menolak karena ada makam keluarganya juga di situ,” kata Ketua RT 01 RW 01 Cisereh, Madrohim, seperti diberitakan detikcom, Selasa (6/3). Madrohim menyatakan perangkat desa sempat memberikan sosialisasi terkait tanah yang terkena pembangunan Jalan Tol Serpong-Balaraja. Namun saat itu warga tak paham dan belum tahu pembangunan jalan tol juga menyentuh makam. Begitu tahu jalan tol menyentuh makam, warga menolak. Penolakan itu, kata Mudrahim, sudah disampaikan kepada perangkat desa. Mudrahim mengatakan hingga kini belum ada kepastian apakah pembangunan jalan tol itu akan tetap menyentuh makam atau tidak. “Saya dengar kabar tolnya mau digeser. Katanya petanya mau dibuat lagi,” tutur Madrohim. Selain pemakaman umum, Madrohim menyebut ada 5 makam yang dianggap keramat. Dia juga menjadi ahli waris makam tersebut. Madrohim mengatakan makam itu sudah dianggap keramat sejak dulu oleh para kakek hingga buyutnya. Sebab, ada makam leluhur kampung. “Ada 5 makam sesepuh. Buyut Tunggal, Ratu Siti Aisyah, Muhammad Firdaus, Abah Manahong, Haniyatul Firdaus,” ungkap Madrohim. Dia bercerita Abah Manahong merupakan pria asal Cina yang memeluk agama Islam. Berdasarkan informasi yang didapatkan Madrohim, Abah Manahong hidup sekitar 700 tahun silam. “Makam itu sudah 700 tahun ke atas. Abah Manahong itu orang China yang masuk Islam. Sedangkan Buyut Tunggal itu guru agamanya Abah Manahong,” ujar Adrohim. Menurut Madrohim, warga dari wilayah lain juga berdatangan untuk berziarah ke makam keramat ini. Dia menyebut, jika lahan pemakaman itu jadi dipakai untuk pembangunan tol, akan ada risiko yang akan diterima pihak pembangun. Jika itu terjadi, ahli waris tak akan bertanggung jawab. “Kalau jadi, saya nggak tanggung jawab, biar nanti mereka tanggung risikonya aja. Nggak bakal diam penghuni makam itu,” ujarnya. Menurut warga banyak warga dari luar berziarah ke makam ini. “Iya, ada dari Pasar Kemis Tangerang datang ke sini. Dia mimpi 3 kali, disuruh ziarah ke makam ini. Datang siang, ziarah nggak lama, balik siang itu juga, nggak sampe bermalam,” kata Madrohim. Dia menyebut peziarah dari Pasar Kemis itu datang pada November 2017 silam. Dia membawa kembang dan sempat mendapat mimpi setelah ziarah. “Kalau ziarah bawa kembang aja. Dia abis ziarah ada pesan lagi, disuruh pasangin bendera di makam, saya pasangin,” ujar Madrohim. Dia juga sempat mendengar kabar ada peziarah yang datang dari Cirebon. Namun dia tak sempat menemui peziarah tersebut. “Ada dari Cirebon, katanya datang malam. Itu diantar sama orang Desa Pematang, bukan sama saya,” kata Madrohim. Makam tersebut rutin dibersihkan setiap hari Minggu oleh warga. “Kita kerja bakti setiap hari Minggu, membersihkan rumput semak area makam,” kata warga lainnya, Wardoyo. Dia mengatakan, area makam itu tadinya dipenuhi tumbuhan bambu. Kini pohon bambu hanya tersisa di luar area makam. “Tadinya banyak bambu, sudah kita tebang. Bambu sudah habis malah tumbuh rumput. Kita kerja bakti lagi,” ujarnya. Pantauan wartawan di lokasi, tumbukan pohon bambu masih berada di pemakaman. Rumput sisa-sisa pembersihan juga masih tampak usai kerja bakti yang dilakukan warga. Sementara, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Tangerang terus mengebut pengadaan lahan untuk pembangunan jalan Tol Serpong – Balajara atau Tol Serbaraja. Tol sepanjang 39 kilometer ini melintasi 32 desa di 8 kecamatan di Kabupaten Tangerang. BPN menargetkan pertengahan tahun 2018 ini dapat dilakukan pembayaran ganti rugi. Kepala Kantor Pertanahan, Agraria, Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Tangerang Himsar menyatakan pertengahan tahun ini semua lahan yang terdampak pembangunan Tol Serbaraja sudah dapat dilakukan pengumuman untuk selanjutnya dilakukan taksiran harga ganti rugi oleh tim yang ditunjuk Kementerian PUPR. Himsar menjelaskan, lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan tol yang terintergrasi dengan tol lingkar luar atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) itu mencapai 4 ribu bidang dan yang sudah dilakukan pengukuran atau tervalidasi mencapai 3.626 bidang. “Untuk mempercepat pengadaan lahan pembangunan tol Serbaraja, kami sudah membentuk empat tim kelompok kerja (pokja). Pokja ini dibentuk untuk memudahkan rentang kendali pelaksanaan dan monitoring,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan Kepala Seksi Pengadaan Lahan BPN Kabupaten Tangerang Sugiyadi. Ia mengatakan pihaknya terus mengebut pengadaan lahan Tol Serbaraja dengan mengacu kepada UU Nomor 5/2012 agar pertengahan tahun ini seluruh lahan yang terkena dampak pembangunan jalan tol Serbaraja sudah terukur semua. “Nanti setelah selesai pengukuran baru dilakukan identifikasi lahan ke lapangan untuk selanjutnya digambar dan diumumkan,” ujarnya. Namun, Sugiyadi mengakui masih ada kendala dalam pembebasan lahan di enam desa Kecamatan Tigaraksa karena adanya perubahan trase optimasi di wilayah tersebut dari konsultan perencanaan tol yang merupakan tim teknis. “Kami masih menunggu hasil perubahan trase optimasi dari Kementerian PUPR. Padahal,masyarakat di desa tersebut sangat antusias mendukung pembangun tol Serbaraja ini,” katanya. Data yang dihimpun, lokasi tol telah ditetapkan berdasarkan Penetapan lokasi (Penlok) dari Pemprov Banten Nomor : 596/Kep. 278-Huk/2017 pada tanggal 21 Juni 2017 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Jalan Tol Serpong–Balaraja. Jalan tol ini akan dibangun sepanjang 39,82 kilometer di atas lahan seluas 437,57 hektare dengan jumlah bidang tanah sebanyak 4 ribu. Daerah yang terkena dampak pembangun jalan tol ini meliputi Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong Kota Tangsel. Sementara di Kabupaten Tangerang terdapat 32 desa dalam 8 kecamatan yaitu Kecamatan Cisauk ada di Desa Sempora, Kecamatan Pagedangan yaitu Desa Pagedangan, Desa Situ Gadung, Desa Kadu Sirung, Desa Jatake. Kecamatan Legok ada 4 desa yaitu, Desa Ciracab, Desa Caringin, Desa Bojongkamal, Desa Palasari. Kecamatan Panongan ada juga 4 desa yaitu, Desa Mekar Jaya, Desa Serdang Kulon, Desa Ranca Iyuh, Desa Ranca Kalapa. Kecamatan Jambe ada 6 desa yaitu, Desa Ancol Pasir, Desa Ranca Buaya, Desa Kutruk, Desa Tipar Raya, Desa Jambe, Desa Pasir Barat. Sementara Kecamatan Solear ada 2 desa,yaitu Desa Munjul dan Desa Pasanggrahan. Sedangkan di Kecamatan Cisoka hanya ada 1 desa yaitu Desa Jeungjing. Kecamatan Tigaraksa yang paling banyak desanya terdampak pembangunan tol yakni mencapai 9 desa yaitu Desa Bantar Panjang, Desa Tapos, Desa Cileles, Desa Pete, Desa Tegalsari, Desa Pematang, Desa Cisereh, Desa Pasir Nangka, dan Desa Pasir Bolang. (jpg/det/bha)
Warga Cisereh Menolak Makam Keramat Digusur
Rabu 07-03-2018,08:40 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :