Tak Ada Fatwa Haram Sepakbola

Selasa 20-02-2018,10:14 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANG-Fatwa haram sepak bola di Kota Tangerang, pada Februari 2012 lalu, memang meredam perang antar suporter yang telah berlangsung bertahun-tahun. Hingga kini, fatwa itu menjadi ganjalan untuk membangkitkan kembali sepak bola di Kota Tangerang. Pemkot Tangerang bertekad melahirkan Persikota yang mati suri bertahun-tahun. Persikota telah disuntik modal oleh Ustaz Yusuf Mansyur dan punya pelatih hebat, eks pelatih tim nasional U-19, Indra Sjafri. Bertajuk Persikota Reborn, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah berharap, tim ini benar-benar terlahir kembali dengan kekuatan baru yang lebih hebat. Akan tetapi, ada hal yang mengganjal yakni fatwa haram yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang, KH. Edi Junaedi Nawawi mengatakan, MUI tak pernah melarang dan mengharamkan sepak bola di Kota Tangerang. Fatwa haram yang pernah dikeluarkan MUI, jelas Edi, bukanlah untuk olahraga sepakbola. Akan tetapi untuk tingkah laku suporter yang seringkali tawuran usai pertandingan berlangsung. "Silakan berlaga di kota ini, yang saya minta itu adalah pihak terkait dapat menjamin laga sepak bola berjalan aman. Tidak ada fatwa sepakbola haram, baik Persikota atau Persita bermain," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (19/2). Edi mengatakan, harus ada jaminan dari pihak terkait apabila Persikota ingin berlaga di Kota Akhlakul Karimah ini. "Saya minta jaminan kalau main bola ini tidak akan ribut. Kalau ribut terus itu hukumnya bisa haram, sebab kita tahu itu bisa menyebabkan kerusakan banyak, orang bisa mati," ujarnya. Ia mengungkapkan, fatwa haram itu berawal karena lebih dari enam laga sepakbola di Stadion Benteng Tangerang pada musim 2011-2012 silam secara berturut-turut menimbulkan kerusuhan dan menelan korban jiwa. Oleh karenanya, MUI bersama kepolisian dan Pemkot pada saat itu sepakat untuk melarang pertandingan sepak bola di Kota Tangerang. "Waktu itu siapapun yang bermain pasti menimbulkan kericuhan," papar Edi. Lebih lanjut, Edi meminta kepolisian, pemkot dan manajemen Persikota harus menjamin keamanan apabila ingin mengadakan pertandingan di Kota Tangerang. Sebab, menurutnya sepakbola seharusnya menimbulkan persaudaraan bukan permusuhan. "Main bola ini seringkali terjadi kerusakan, kalau nggak bisa menjamin ya jangan. Karena sepakbola itu harusnya menimbulkan persaudaraan, dan harapan saya Persikota terus berlangsung," tukasnya. Pemkot telah menggandeng Ustaz Yusuf Mansur sebagai investor Persikota dan eks pelatih tim nasional u-19, Indra Sjafri yang akan mengarsiteki tim berjuluk Bayi Ajaib itu. Yusuf Mansyur sendiri mengatakan dirinya ingin membuat masyarakat di kota ini senang dengan sepakbola dan menyatakan mendukung penuh tim Persikota. "Kita ingin menyenangkan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kota Tangerang, karena kalau juara kan kita senang. Kita juga support total, all out, jadi masyarakat Kota Tangerang juga harus mensupport bangkitnya Persikota," ujar Yusuf. Sementara, Indra Sjafri mengatakan akan berupaya penuh untuk membangkitkan kembali Persikota. Kendati begitu, ia masih belum bisa menerangkan bagaimana isi dan komposisi pemain. "Yang jelas kita bersama Ustaz Yusuf Mansyur bagaimana dapat menghidupkan kembali Persikota. Kita mulai menata termasuk manajemen timnya," ungkapnya. Untuk stadion, hingga saat ini Persikota belum memilikinya, karena Stadion Benteng Tangerang merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Tangerang. Selain itu, kondisi fisik Stadion Benteng dianggap tak lagi layak untuk menggelar pertandingan resmi.(mg-05)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler