SERPONG-Komisi I DPRD Tangsel melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Klaster Tria Adara Residance 10, di Pamulang. Kehadiran perumahan ini dituding menambah penderitaan warga Bukit Pamulang Indah (BPI). Setelah, aliran air dari klaster ini dibuang ke Kompleks BPI. Sidak dipimpin langsung Ketua Komisi I DPRD Tangsel Ahmad Sawqi didampingi Sekertaris Komis I Gacho Sunarso dan anggota Komisi I Siti Chodijah. Menurut Chadijah, ia mendapatkan aduan warga melalui pesan whatsap terdapat warga yang mengeluhkan adanya potensi bertambahnya banjir karena kehadiran Tria Residance 10. “Kehadiran residance ini menambah banjir yang terjadi di Bukit Pamulang Indah (BPI), saya sudah buktikan Alhamdulilah kami dapat turun dan mengecek pembangunannya,” ujarnya di lokasi sidak, Rabu (25/10). Chadijah mengatakan, Tria Adara Residence bukan pendatang baru dalam dunia bisnis properti di Tangsel. Pasalnya, kawasan pengembangan di daerah ini merupakan yang kesepuluh. Sayangnya, pembangunan klaster ini tak mengikuti peraturan. Salah satunya, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang tidak bisa ditunjukkan pegawai di kawasan itu. “Tadi sudah kita cek, sama sekali berkas (izinnya) belum masuk. Sehingga (datang ke perumahan, red) ini sebagai fungsi kontrol dari kita,” tambah anggota Dewan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini. Setelah mendatangi perumahan ini, Chadijah meyakini banjir yang melanda BPI yang semakin tinggi genangannya disumbang dari klaster itu. Dia menjelaskan, penyebab utama meningkatnya debit air di BPI, salah satunya karena keberadaan ground tank dengan berukuran 5x4 meter. Ground tank ini, berada di sebelah tenggara kantor pemasaran. Untuk mengantisipasi meluapnya air dari ground tank ke area proyek, dibuat sodetan pembuangan yang mengarah langsung ke rumah warga. Sehinga saat hujan intensitas tinggi turun, dipastikan air tumpah ke perumahan warga. “Warga sendiri yang melihat aliran air yang keluar dari sodetan ground tank seperti air terjun,” tambah Chadijah. Lebih lanjut dia mengaku senang ada investor yang masuk ke Tangsel. Namun semestinya setiap investasi yang masuk mengikuti aturan yang berlaku. Sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. “Nanti kami akan minta penjelasan kepada OPD terkait yang memahami secara teknis. Seperti ukuran ground tank 4x5 meter apakah mencukupi? Kita akan kawal betul rekomendasi yang keluar,” tambahnya. Informasi yang diperoleh, perumahan ini berada di lahan seluas 4.400 meter persegi. Di atas lahan ini, akan dibangun sebanyak 57 unit rumah. Pengawas Proyek Deden Sudrajat mengatakan, pihaknya tidak mengetahui masalah pembuatan ground tank yang menyebabkan bertambahnya debit air ke BPI. “Untuk jelasnya nanti ada di bagian legalnya pak. Saya di sini hanya mengawasi proyeknya saja,” paparnya. Salah seorang warga RT 2/RW 9 Kelurahan Pamulang Barat, Putra mengatakan, saat hujan deras pada Selasa (24/10), air langsung mengalir dengan deras dari sodetan ground tank menuju rumahnya yang berada di bawahnya. “Waktu hujan deras kemarin, airnya seperti air terjun. Baru pertama kali itu terjadi,” ujarnya. Dia mengharapkan agar, pemerintah dapat segera mencarikan solusi itu. Sehingga pembuangan air tidak menambah penderitaan masyarakat. “Kalau banjir sih sering di sini, namun jangan sampai menambah penderitaan masyarakat dengan adanya sodetan yang mengarah langsung ke permukiman warga,” pungkasnya. (mg-6/esa)
Tria Adara Buang Air ke BPI ,Air Dibuang Dari Sodetan Ground Tank
Kamis 26-10-2017,08:17 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :