TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Masih tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD), mendorong SMPN 3 Panongan membentuk kader Jumantik. Hal tersebut untuk mengantisipasi dan menekan kasus DBD di lingkungan sekolah.
Kasus DBD di Kabupaten Tangerang memang belum mengalami peningkatan yang signifikan, akan tetapi harus waspada dan berhati-hati agar tidak terjadi kasus DBD. Melalui program pembentukan kader Jumantik di sekolah, diharapkan para siswa menjadi lebih paham tentang bahaya, termasuk bagaimana cara pencegahannya.
Kepala SMPN 3 Panongan Siti Ngariyah mengatakan, saat ini SMPN 3 Panongan telah memiliki kader Jumantik. Para kader Jumantik itu terdiri dari siswa dari berbagai kelas. Tujuannya untuk mengantisipasi adanya kasus DBD sehingga sekolah ini terbebaskan dari DBD.
”Bahaya Demam Berdarah bisa kapan saja terjadi. Maka itu harus dilakukan antisipasi untuk mencegahnya sehingga siswa terlindungi dan terbebas dari kasus Demam Berdarah,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (23/10).
Siti menambahkan, di samping memperkenalkan sejak dini bahaya demam berdarah. Melalui program Jumantik ini para siswa dilatih menjadi pelopor hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarganya masing-masing. Penerapat ini guna memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk penyebar penyakit Demam Berdarah.
”Kader Jumantik ini bukan hanya dilakukan di sekolah, melainkan dilakukan di rumah. Mereka bisa menjadi pelopor untuk hidup bersih, sehingga bisa terbebas dari kasus demam Berdarah yang membuat siswa menjadi lebih sehat,”paparnya.
Ia menjelaskan, kasus DBD sering terjadi pada anak-anak, sehingga pembentukan kader Jumantik sangat penting dan harus ada di sekolah. Hal tersebut, bisa membuat siswa lebih waspada dan bisa melakukan pencegahan dini.
“Anak-anak menjadi sasaran paling banyak dari penyakit Demam Berdarah, sehingga Saya pikir program Jumantik ini sangat efektif guna membangun kesadaran anak-anak mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah sejak dini,” tutupnya.(ran)