Imbas Ponpes Al Khoziny Ambruk, Gubernur Akan Cek IMB Ponpes di Banten

Rabu 08-10-2025,21:06 WIB
Reporter : Syirojul Umam
Editor : Sutanto

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Gubernur Banten Andra Soni turun tangan. Ia akan melakukan pengecekan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Persetujuan Ba­ngunan Gedung (PBG) bagi pondok pesantren (ponpes) yang ada di Provinsi Banten.

Pengecekan tersebut dila­kukan untuk memastikan pon­pes yang dibangun tidak meng­alami gagal konstruksi seperti yang terjadi pada Ponpes Al Khoziny di Si­doarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

“Nanti akan kita cek, kita data lagi,” katanya, Rabu (8/10).

Maka dari itu, pihaknya akan menyediakan jasa konsultan bangunan secara gratis. Jasa tersebut dapat dilakukan bagi ponpes atau sekolah yang sudah maupun akan dibangun di tanah Jawara ini.

“Makanya kita akan bikin Biro Kesra (kesejahteraan ma­syarakat) tugasnya untuk me­ngecek (konstruksi ba­ngun­an), sebab itu harus dipastikan, apalagi kemarin saya juga lihat ada sekolah negeri yang am­bles,” ujarnya.

Menurut Andra, kehadiran jasa konsultan tersebut untuk memastikan konstruksi pon­pes atau sekolah sesuai dengan per­syaratan mutu, kesela­matan, ke­amanan, dan ber­ke­lanjutan sesuai degan standar. 

“Kesela­mat­an santri juga jadi tanggung jawab kita, nanti kita cek,” terangnya.

Meski begitu, Andra belum mengetahui total ponpes yang ada di Provinsi Banten. Namun dirinya berkomitmen agar tragedi ambruk tidak terjadi di Banten.

Diketahui, menurut data Kemenag tahun 2024-2025, terdapat 42.433 pesantren yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. 

Jumlah pesatren tersebut paling ba­nyak berapa di pulau Jawa.

Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Doddy Hanggodo mengatakan, hingga saat ini baru ada sekitar 50 ponpes yang telah me­ngantongi izin IMB atau PBG.

Sementara itu, dilansir dari Disway.id, Ketua MPR RI Ahmad Muzani menyam­paikan duka cita yang cukup mendalam atas insiden tragis yang terjadi di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

Namun ia menegaskan tra­gedi ini harus dijadikan sebagai pembelajaran bahwa keselamatan bangunan pendidikan harus dijadikan sebagai prioritas, baik itu untuk lembaga pendidikan agama maupun non-agama.

“Ini harus dijadikan sebagai pembelajaran bagi pengelola pendidikan bahwa bangunan yang berstrandar konstruksi juga sangat penting bagi keselamatan siswa, para santri, dan mahasiswa,” katanya. (mam)

Kategori :