TANGERANG — Siswa SDN Cimone VI, karawaci, tidak memakan makan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Ini lantaran menu sayuran yang diberikan sering basi, dan untuk daging ayam terasa keras sehingga siswa tidak memakannya. Para siswa khawatir makan MBG yang diberikan tidak sehat saat di konsumsi.
Dalam menu tersebut ada acar terlihat berlendir dan tidak layak di makan. Daging ayam yang di sajikan juga keras, sehingga siswa tidak makan dan lebih memilih makanan yang di buat oleh orang tua siswa. Salah satu orang tua siswa Tuti mengatakan, bahwa anaknya mendapatkan makanan dari program MBG yang sudah kadaluarsa. Acarnya sudah berlendir sehingga tidak di makan karena takut sakit setelah makan makanan dari MBG.
”Saya dapat laporan dari anak saya, bahwa makanan tidak layak. Acar berlendir, ayam keras di hari pertama, tempe hambar rasanya. Karena takut, anak saya tidak makan dari MBG,”ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (28/8).
Tuti menambahkan, MBG di sekolah anakna tersebut akan berjalan selama dua Minggu. Jika makanan yang diberikan tidak layak bagaimana mau di makan. Menurutnya, jika kondsimakanan seperti yang icertakan anakna, Tuti akan membawakan bekal makan anaknya dari rumah.
”Kita orang tua khawatir, makanya saya minta anak saya untuk tidak di makan. Agar tidak keracunan. MBG yang diberikan tidak sesuai dengan omongan pak Presiden karena menunya bukan seperti yang diberikan pada di pertama launching MBG,” paparnya.
Sementara itu, salah satu guru yang juga bertanggung jawab dalam MBG di SDN Cimone VI Aef menjelaskan membenarkan ada beberapa makanan seperti acar dan sayuran, tidak di makan oleh siswa. Alasannya karena berlendir dan siswa tidak suka menu yang diberikan.
”Program MBG ini sudah hari ke-4. Di hari pertama memang ayam keras, di hari selanjutnya acar sayuran berlendir, dan juga tidak di sukai oleh siswa. Bahkan MBG yang diberikan dari dapur MBG juga tidak ada susu. Maka itu siswa tidak suka dan takut keracunan,” ungkapnya.
Aef mengatakan, jumlah MBG di SDN Cimone VI sebanyak 365 makanan. Para siswa makan pada pukul 10.00 WIB di saat jam istirahat. Sejak pagi makanan tersebut sudah ada di sekolah. Aef menuturkan, sudah di komplain masalah menu makanan ke pihak dapur tetapi belum ada jawaban pasti.
”Kalau MBG ini di berikan ke siswa kelas 1 sampai kelas 6, saya juga menyampaikan bahwa jika sayur atau menu makanan yang tidak layak di makan jangan dimakan. Untuk yang layak ya di makan, walupun tidak sesuai dengan harapan MBG. Dapurnya ada di wilayah Cimone, jadi tidak terlalu jauh,” katanya.
Aef menuturkan, bahwa ada point MOU yang di beratkan atau di keluhkan oleh pihak sekolah. Pasalnya, jika ada alat makan ada yang rusak atau hilang maka pihak sekolah harus ganti satu set, dan itu sangat memberatkan pihak sekolah.
”Di MoU antara pihak Sekolah dengan pihak dapur ada point nomor 3 yang isinya jika alat makan rusak dan hilang maka pihak sekolah harus ganti. Ini sangat membebankan kita, maka itu saat makan guru yang ada melakukan pemantauan agar tidak hilang dan rusak alat makanya,” tutupnya.(ran)