TANGERANGEKSPRES.ID, JATIUWUNG — Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq melakukan kunjungan kerja ke Kota Tangerang, Senin (4/8). Salah satu kunjungannya guna memastikan berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) salah satu program unggulan yang di anangkan Presiden Prabowo Subianto.
Dia ingin memastikan sampah bekas produksi maupun sisa makan tak menambah masalah bagi Kota Tangerang.
Hanif didampingi Wali Kota Tangerang bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait mengunjungi dapur Mandiri Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMK Yapinktek, Kecamatan Jatiuwung. Setelah itu dia juga mengunjungi SMPN 8 Kota Tangerang.
Dia memastikan para pelajar di SMPN tersebut mendapatkan makan bergizi gratis yang menyehatkan dengan pemenuhan standar gizi.
Dia mengungkapkan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, pihaknya melakukan pemantauan pelaksanaan program MBG termasuk dapur tempat mengelola makanan tersebut. Hal ini guna memastikan pelayanan kebutuhan makan bergizi gratis bagi pelajar memenuhi standar gizinya.
Terlebih Kementerian Lingkungan Hidup lebih kepada kebersihan dan pengelolaan sampahnya.
”Kita meninjau pelaksanaan MBG, melihat langsung salah satu dapurnya. Kita ingin meyakinkan bahwa setiap anak mendapatkan makanan dengan pemenuhan standar gizi agar mereka menjadi generasi muda yang kuat dan pintar,” ungkap Hanif.
”Tadi kita lihat dapurnya juga bersih, pengelolaan sampahnya juga sudah dilakukan sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur),” sambungnya.
Dalam kunjungannya tersebut, dia mengimbau terkait pelaksanaan MBG dan pengelolaan sampah bekas baik produksi makanan maupun sisa makan harus dikelola dengan baik. Oleh karenanya perlu dibentuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di setiap daerah.
”Tadi saja sekitar 20 kilogram timbunan sampahnya per harinya, tadi juga kita tanya sistem pengolahan sampahnya. Tadi dijawab sudah dipilah yang kemudian oleh tim dimasukan ke TPS secara periodik,” ujarnya.
Dia mengimbau, perlunya ditingkatkan membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah termasuk sampah rumah tangga. ”Memang memulainya tidak gampang, iya. Tapi kalau kita tidak mulai, kapan lagi?,” ungkapnya.
Menurutnya, sampah sisa proses pengolahan makanan dan sisa makanan begitu besar. Oleh karenanya, dinas terkait dapat mengelola dengan baik. ”Tentu sampah demikian besar ya, sampah MBG itu 80 juta x 0,2 kilogram setiap harinya, harus kita tangani,” ujarnya.
Dia berharap, pemerintah daerah bersama dinas terkait melakukan terobosan dan serius dalam mengelola sampah di daerahnya masing-masing serta mampu membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah.
”Mudah-mudahan kalau kita lakukan dengan serius, juga mampu berkontribusi membangun budaya bangsa kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang, Sachrudin mengatakan, sisa makanan dari MBG telah dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup melalui TPST3R maupun di TPA untuk hal bermanfaat lainnya. Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri LH dalam memastikan program MBG tetap berjalan lancar.