Sampah MBG Tak Boleh Jadi Problem Lingkungan

Senin 04-08-2025,21:47 WIB
Reporter : Abdul Aziz Muslim
Editor : Endang Sahroni

TANGERANGEKSPRES.ID, JATIUWUNG — Menteri Ling­kungan Hidup Hanif Fai­sol Nurrofiq melakukan kun­jungan kerja ke Kota Tange­rang, Senin (4/8). Salah satu kunjungannya guna memas­tikan berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) salah satu program unggulan yang di anangkan Presiden Prabowo Subianto. 

Dia ingin memastikan sam­pah bekas produksi maupun sisa makan tak menambah masalah bagi Kota Tangerang.

Hanif didampingi Wali Kota Tangerang bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ter­kait mengun­jungi dapur Man­diri Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMK Yapinktek, Ke­ca­matan Jatiuwung. Setelah itu dia juga mengunjungi SMPN 8 Kota Tangerang. 

Dia memastikan para pelajar di SMPN tersebut mendapat­kan makan bergizi gratis yang menyehatkan dengan peme­nuhan standar gizi.

Dia mengungkapkan, sesuai arahan Presiden Prabowo Su­bianto, pihaknya melakukan pemantauan pelaksanaan pro­gram MBG termasuk dapur tempat mengelola makanan tersebut. Hal ini guna memas­tikan pelayanan kebutuhan makan bergizi gratis bagi pe­lajar memenuhi standar gizi­nya. 

Terlebih Kementerian Ling­kungan Hidup lebih kepada kebersihan dan pengelolaan sampahnya. 

”Kita meninjau pelaksanaan MBG, melihat langsung salah satu dapurnya. Kita ingin me­yakinkan bahwa setiap anak mendapatkan makanan de­ngan pemenuhan standar gizi agar mereka menjadi generasi muda yang kuat dan pintar,” ungkap Hanif.

”Tadi kita lihat dapurnya juga bersih, pengelolaan sam­pahnya juga sudah dilakukan sesuai SOP (Standar Operasio­nal Prosedur),” sambungnya.

Dalam kunjungannya terse­but, dia mengimbau terkait pelaksanaan MBG dan  penge­lolaan sampah bekas baik pro­duksi makanan maupun sisa makan harus dikelola dengan baik. Oleh karenanya perlu dibentuk Satuan Pela­yanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di setiap daerah.

”Tadi saja  sekitar 20 kilogram timbunan sampahnya per harinya, tadi juga kita tanya sistem pengolahan sampah­nya. Tadi dijawab sudah dipi­lah yang kemudian oleh tim dimasukan ke TPS secara pe­riodik,” ujarnya.

Dia mengimbau, perlunya ditingkatkan membangun kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah termasuk sampah rumah tangga. ”Me­mang memulainya tidak gam­pang, iya. Tapi kalau kita tidak mulai, kapan lagi?,” ungkapnya.

Menurutnya, sampah sisa proses pengolahan makanan dan sisa makanan begitu besar. Oleh karenanya, dinas terkait dapat mengelola dengan baik. ”Tentu sampah demikian be­sar ya, sampah MBG itu 80 juta x 0,2 kilogram  setiap ha­rinya, harus kita tangani,” ujarnya.

Dia berharap, pemerintah daerah bersama dinas terkait melakukan terobosan dan serius dalam mengelola sam­pah di daerahnya masing-masing serta mampu mem­bangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah.

”Mudah-mudahan kalau kita la­kukan dengan serius, juga mam­pu berkontribusi memba­ngun budaya bangsa kita,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Ta­ngerang, Sachrudin menga­takan, sisa makanan dari MBG telah dikelola oleh Dinas Ling­kungan Hidup melalui TPST3R maupun di TPA untuk hal ber­manfaat lainnya. Hal ini sejalan dengan instruksi Menteri LH dalam memastikan program MBG tetap berjalan lancar.

Kategori :