Momen Hari Kebangkitan Nasional, Benyamin Ajak ASN Teladani Budi Utomo

Selasa 20-05-2025,16:24 WIB
Reporter : Tri Budi
Editor : Sutanto

TANGERANGEKSPRES.ID - Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie pimpin apel Hari Kesadaran Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional 2025, Selasa (20/5/2025) pagi.

 

Apel yang dilaksanakan di halaman Balai Kota Tangsel tersebut dihadiri Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan, Sekda Bambang Noertjahjo, kepala OPD dan pegawai di lingkup Pemkot Tangsel.

 

Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan,  tepat pada 20 Mei 2025, kita tidak sekadar memperingati sebuah tanggal dalam kalender nasional. Kita sedang membuka kembali halaman penting dari sejarah perjuangan bangsa, halaman yang ditulis bukan dengan tinta biasa, tetapi dengan kebangkitan kesadaran, semangat persatuan, dan keberanian menolak untuk terus terjajah.

 

"117 tahun yang lalu, ditengah keterbatasan dan tekanan kolonialisme, lahirlah sebuah kesadaran baru yang menyalakan api perubahan," ujarnya, Selasa (20/5/2025). 

 

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, melalui pendirian Budi Utomo, bangsa Indonesia mulai membangun keyakinan bahwa nasib tidak boleh selamanya digantungkan kepada kekuatan asing. Bahwa kemajuan hanya mungkin dicapai bila kita bangkit berdiri di atas kekuatan kita sendiri.

 

Namun, kebangkitan itu bukanlah sebuah peristiwa yang selesai dalam satu masa. Kebangkitan adalah ikhtiar yang terus hidup. Ia menuntut kita untuk tidak terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi menuntut keberanian untuk menjawab tantangan zaman ini, zaman yang menghadirkan ujian-jauh lebih kompleks, disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik, krisis pangan global dan ancaman terhadap kedaulatan digital kita.

 

"Kita hidup di zaman ketika batas-batas geografis semakin kabur dan peradaban bergerak dalam kecepatan yang tak lagi ditentukan oleh jarak, melainkan oleh kemampuan untuk beradaptasi dan memimpin perubahan. Di tengah arus besar itu, Indonesia tidak berdiri terombang-ambing, tidak pula berdiri di tepi sebagai penonton," tambahnya.

 

Menurutnya, pilihan tersebut bukan tanpa landasan. Sejak awal, para pendiri bangsa telah meletakkan prinsip yang menjadi jangkar kita dalam menghadapi dunia, politik luar negeri yang bebas dan aktif. Dalam arus globalisasi yang semakin kuat, kita bersyukur bahwa Indonesia terus melangkah dengan tenang, menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kemandirian.

Kategori :