Menteri Pendidikan Baru Abdul Mu'ti Diharapkan Bisa Permudah Kurikulum Merdeka

Senin 21-10-2024,17:46 WIB
Reporter : Randy Yastiawan
Editor : Sutanto

TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Setelah Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengumumkan kabinet baru di masa jabatannya, ada harapan besar bagi tenaga pengajar kepada menteri pendidikan yang saat ini di jabat oleh Abdul Mu'ti menggantikan Nadiem Makarim yang menjabat menteri pendidikan di era Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin.

 

Harapan tenaga pengajar di era Abdul Mu'ti mengenai penerapan kurikulum merdeka yang saat ini menjadi kurikulum atau pedoman bagi tenaga pengajar di sekolah yang ada di seluruh Indonesia. Karena, kurikulum merdeka saya ini masih setengah-setengah dalam penerapannya di sekolah.

 

Kepala SDN Kramat V Bara Indrawan mengatakan, bahwa dengan dilantiknya Abdul Mu'ti sebagai menteri pendidikan di kabinet Merdeka bisa memperjelas mengenai kurikulum merdeka, pasalnya saat ini penerapan kurikulum merdeka masih setengah-setengah dan sulit untuk di jalankan para guru.

 

"Pertama saya ucapkan selamat kepada Prof. Abdul Mu'ti yang menjabat sebagai menteri pendidikan, harapan saya kedepan penetapan kurikulum merdeka bisa lebih jelas dan bisa mudah di jalankan oleh para guru. Karena, saat ini guru masih bingung dalam penerapan kurikulum merdeka,"ujarnya kepada Tangerangekspres.co.id, Senin (21/10).

 

Bara menambahkan, bahwa dengan adanya Mentri pendidikan baru ini bisa mempermudah tugas guru, karena saat ini yang di rasakan oleh guru tugas yang diberikan sangat membebani. Karena, mereka juga harus menjadi guru penggerak dan di dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) para guru juga harus menguasai teknologi untuk penerapan kurikulum merdeka.

 

"Menjadi guru saat ini sangat berat, karena mereka harus menjadi guru penggerak belum lagi juga harus memberikan pendidikan kepada para siswa. Penilaian guru terintegrasi dengan PMM, jadi waktu buat mereka sangat berbenturan dengan waktu mereka mengajar demi mendidik anak didiknya,"paparnya.

 

Ia menuturkan, penerapan kurikulum merdeka saat ini masih membuat guru masih bingung, karena mereka harus mengikuti pelatihannya mandiri. Apalagi, saat ini penerapan kurikulum merdeka berkaitan dengan teknologi yang mana para guru harus bisa menguasainya.

 

"Penerapan PMM ini membuat guru masih kesulitan, karena pelatihan secara mandiri dan belum lagi mereka terbatas dengan sarana dan prasarana mereka. Mungkin, bagi guru yang rajin PMM bisa menjadi penambah kualitas mereka. Tetapi, bagi guru yang malas akhirnya mereka seadanya saja jadi diharapkan kedepan penerapan kurikulum merdeka statusnya bisa menjadi wajib bagi para guru,"ungkapnya.

Kategori :