TANGERANGEKSPRES.ID - Pengamat ekonomi dari Universitas Tirtayasa atau Untirta, Hady Sutjitpto menanggapi kenaikan inflasi sebesar 3,46 persen, di Kota Serang. Menyikapi hal itu, ia menyebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang harus memperhatikan sejumlah faktor.
Hady mengatakan, inflasi saat ini merupakan hal yang biasa terjadi namun tetap dibiarkan. Padahal, terdapat banyak faktor yang berkaitan dengan demand dan supply dengan kenaikan harga pada komoditas tersebut.
"Sejak memasuki bulan puasa ini pada bulan Maret, memang satu tren yang hampir musiman. Kita sebetulnya sudah bisa memprediksi kenaikan harga-harga itu ketika momentum hari raya, itu sudah pasti. Kenapa? Karena permintaan lebih banyak dari pada penawaran," ujar Hady saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Senin (29/4/2024).
Hady mengatakan, meskipun pemerintah saat ini sudah membuat sebuah tim, seperti tim pengendalian inflasi pusat (TPIP) atau tim pengendalian inflasi daerah (TPID), namun seolah inflasi tidak bisa dikendalikan.
"Menurut saya yang harus diperhatikan adalah faktor mengapa terjadinya kelangkaan, pasti ketika momentum hari hari besar itu permintaan lebih besar dari penawaran. Artinya pemerintah harus sudah bisa memprediksi dan menyiapkan berapa tambahan dari kebutuhan normal," katanya.
Dijelaskan Hady, Pemkot Serang harus mencari tahu sejumlah faktor yang menyebabkan kelangkaan atau kurangnya pasokan.
"Kalau sekarang alasannya di sektor pertanian seperti cabai, bawang termasuk beras itu seringkali dikatakan akibat el Nino. Memang kondisi cuaca seperti itu tidak bisa dihindari," jelasnya.
Dikatakannya, Pemkot harus menyiapkan manajemen logistik. Seperti berapa kebutuhan normal dan berapa perkiraan penambahan kebutuhan yang menjadi faktor kenaikan inflasi.
"Selanjutnya kita harus punya informasi lengkap yang berkaitan dengan rantai pasok. Maksudnya yaitu di mana sumber utama penghasilan komoditas tersebut, kalau bawang merah otomatis ada di Brebes," katanya.
Dia menuturkan, Pemkot Serang juga harus mencari tahu daerah yang ada di Provinsi Banten, yang menjadi penyumbang sektor pertanian besar apabila daerah utama penghasil sedang bermasalah.
"Tetapi apakah ada daerah daerah lain seperti di Pandeglang, Lebak yang bisa disiapkan untuk menjadi sumber pasokan tadi. Sehingga tatkala ini kosong, bagaimana sumber pasokan tadi," tuturnya.
Sementara itu, Pj Walikota Serang Yedi Rahmat mengatakan, kenaikan inflasi saat ini tidak hanya terjadi di Kota Serang saja, tetapi terjadi pada daerah lain juga.
Selain itu, kenaikan inflasi Kota Serang saat ini disebut lebih rendah dari pada rata-rata nasional.
"Alhamdulilah Kota Serang masih di bawah rata-rata nasional, dan Pemkot Serang masih di bawah kabupaten dan kota lainnya," ujar Yedi, Minggu (28/04/2024).
Menurutnya, kenaikan inflasi di Kota Serang ini akibat adanya kenaikan harga kebutuhan pokok di Kota Serang.