40.000 Warga Kota Tangsel Masuk Kategori Miskin Ekstrem

Kamis 12-10-2023,14:10 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Saat ini ada sekitar 47.000 masyarakat Kota Tangsel yang masuk dalam kategori miskin. Angka tersebut di bagi dalam dua kategori, yakni miskin sekitar 7.000 dan miskin ekstrem sekitar 40.000. Angka tersebut diketahui saat Bappelitbangda Kota Tangsel mengadakan rapat sosialisasi dan koordinasi data sarasan Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem di Aula Blandongan, Balai Kota, Kamis, 12 Oktober 2023. Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, berdasarkam data BPS presentasi penduduk miskin di wilayahnya selama pandemi Covid-19 naik menjadi 2,57 persen pada 2021, sedangkan pada 2020 angkanya 2,19 persen. "Sedangkan pada 2019 hanya 1,68 persen. Meskipun angka kemiskinan di Tangsel masih yang terendah di Banten, tentu ini harus menjadi perhatian bersama," ujarnya, Kamis, 12 Oktober 2023. Pria yang biasa disapa Pak Ben ini menambahkan, strategi yang pihaknya lalukan adalah mengurangi beban masyarakat miskin. Juga meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin. "Salah satu program saya di Disnaker adalah melakukan D3 (dilatih, disertifikasi dan ditempatkan)," tambahnya. Menurutnya, pada 2022 terdapat 25 provinsi dan 212 kabupaten/kota ditetapkan jadi lokus prioritas penghapusan kemiskinan ekstrem. Hal tersebut telah ditetapkan dengan Inpres Nomor 4 Tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. "Kemiskinan eksrem ini orang yang daya belinya Rp 590 ribu per bulan (kemampuan 20 ribuan per hari). Kalau miskin sekitar Rp 700 ribu per bulan" jelasnya. Pak Ben mengaku, menurut Inpres tersebut, targetnya adalah pada Desember 2024 angka kemiskinam ekstrem harus nol. Untuk itu, ia mengaku telah meluncurkan beberapa program kepada masyarakat miskin dan khususnya miskin ekstrem. "Saya sudah meluncurkan banyak program untuk mereka, baik fisik dan non fisik. Sekarang persoalannya berputar pada data, mulai dari kelurahan, kecamatan dan kota dilakukan pendataan dan dikordinaisnya oleh Tim kordinasi penanggulangam kemiskinan (TKPK). Kalau pelaksanaan teknis pendataan ditingkat kelurahan," terangnya. Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Kota Tangsel Ekki Herdiana mengatakan, berdasarkan dara dari BPS masyarakat miskin di wilayahnya ada sekitar 7.000. Sedangkan miskin ekstrem ada 40.000. "Miskin itu konsumsinya Rp 712 ribu perkapita per bulan. Dibawah miskim itu ada miskim eksprem, konsumsinya dihitung sekitar Rp 590 ribu per bulan," ujarnya. Eki menambahkan, konsumsi itu sebenarnya dihitung kekonversi ke jumlah kalori, yakni 2.100 kalori per hari. Garis kemiskinan di Kota Tangsel tiap tahun mengalami kenaikan dan ini berbeda dengan beberapa kota lain. Berbeda lantaran harga konsumsinya juga beda. "Angka kemiskinam tahun ini turun tapi, miskin ekstremnya naik. Miskinnya dari 2,57 persen ke 2,5 persen atau turun 0,07 persen. Tapi, kita berusaha ke angka sebelum covid di 1,69," tambahnya. Menurutnya, pihaknya memiliki target tahun depan kemiskinan di wilayahnya diangka 1,87 persen. Sedangkan kemiskinan ekstren itu adalah perintah pemerintah pusat dan harus 0 persen pada akhir 2024. "Tahun lalu miskin ekstrem kita 0,32 dan sekarang jadi 0,44, artinya ini naik. Yang tergolong miskin itu karena tidak punya pekerjaan. Untuk mengatasi kemiskinan ini salah satunya dengan program PKH," tutupnya. (*) Reporter : Tri Budi

Tags :
Kategori :

Terkait