Kementerian Pertanian (Kementan) membantah pernyataan Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin, jika Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta maaf kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat Rapat Kerja (Raker) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/7) kemarin.
Hal itu menyusul disebutnya nama Komisaris Utama PT Tiga Pilar Sejahtera produsen beras Maknyuss Anton Apriyantono, politikus PKS, sebagai buntut pengerebekan gudang beras di Bekasi. "Saya hadir pada Raker tersebut, tidak ada saya dengar menteri menyampaikan seperti yang disebut di media," ujar Kabag Humas Kementan, Marihot H Panggabean, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/7).
Dia menegaskan, penindakan Satuan Tugas (Satgas) Pangan terhadap PT Indo Beras Unggul (IBU) tidak ada urusan dengan politik, apalagi terhadap partai tertentu. Pernyataan itulah yang diutarakan Menteri Amran pada kesempatan raker dengan Komisi IV DPR tersebut.
"Memang pada kesempatan tersebut Pak Menteri menyampaikan permohonan maaf jika tersinggung, saya kira ini biasa dilakukan Pak Menteri. Beliau sangat santun orangnya, ini dilakukan bagi mitra kerjanya, dan anak buah yang paling rendah pun jabatannya selalu begitu," jelasnya.
Marihot menyebut karakter Amran memang gemar mengucapkam terima kasih dan perasa. Akan tetapi jika untuk urusan mafia, kata dia, tak ada kompromi.
"Memang itu karakter Pak Menteri, dia perasa dan selalu tahu mengucapkan terima kasih kepada siapapun mulai pejabat sampai bawahan terendah. Tetapi kalau untuk urusan mafia, wah jangan coba kompromi, habis disikat", tegas Marihot.
Sehingga, lanjutnya, kasus beras bukan urusan partai. "Ini murni kasus hukum, sehingga tidak ada kaitannya dengan PKS," jelasnya.
Karenanya, Marihot menganggap pernyataan Andi yang juga kader PKS kepada media tidak sesuai fakta yang terjadi. Pasalnya, pada kesempatan raker tersebut, Andi dinilai hanya menyampaikan hasil rekomendasi fraksinya kepada pemerintah, agar dapat diterima dan ditindaklanjuti Kementan dan Polri.
Hingga kini, sambung Marihot, Menteri Amran masih komitmen dan konsisten untuk tidak berkompromi dengan mafia dan kartel yang merugikan petani dan konsumen. "Pak Menteri tetap hadir di tengah petani, beliau ingin menyejahterakan petani, pedagang tetap untung, dan konsumen tersenyum," tutupnya. (ika/JPC)