Mengenal Barongsai, Kesenian Khas Jelang Perayaan Imlek

Senin 16-01-2023,06:17 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Bagi warga Tionghoa, Barongsai bukan barang baru. Mereka cukup lekat dengan kesenian yang menggabungkan tarian dan ketangkasan ini. Dalam artikel ini, akan dipaparkan mengenai asal-usul Barongsai sebagai kesenian khas jelang Imnlek. Dikutip dari wikipedia.org, Barongsai adalah tarian tradisional Tiongkok dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa. Menurut laman itu, Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan perta,a tentang tarian ini, dengan tujuan untuk mendatangkan keberuntungan. Hal ini, binsa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ketiga sebelum masehi. Kemudian, sejarahnya kesenian barongsai mulai populer pada zaman dinasti Selatan-Utara (Nan Bei) tahun 420-589 masehi. Tarian, Gerakan, dan Jenis Barongsai. Tarian Singa terdiri dari dua jenis utama yakni Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat. Dan, singa selatan yang bersisik dan bertanduk. Singa Utara Di Indonesia, Singa Utara biasa disebut Peking Sai. Singa Utara memiliki bulu yang lebat dan panjang berwarna kuning dan merah, biasanya Singa Utara dimainkan dengan 2 Singa dewasa dengan pita warna merah di kepalanya yang menggambarkan Singa Jantan dan Pita Hijau (kadang bulu hijau di kepalanya) untuk menggambarkan Singa Betina. Pekingsai dimainkan dengan Akrobatik dan Atraktif, seperti berjalan di tali, berjalan di atas bola, menggendong, berputar, dan gerakan-gerakan akrobatis lainnya. Tidak jarang juga, Pekingsai dimainkan dengan anak singa, atau seorang 'pendekar' yang memegang benda berbentuk bola yang memimpin para Singa. Biasanya, sang pendekar melakukan beberapa gerakan-gerakan beladiri Wushu. Konon, pada zaman dahulu, atraksi Pekingsai digunakan untuk menghibur keluarga kerajaan di istana Tiongkok. Singa Selatan Singa Selatan inilah yang sering kita lihat, atau kita sebut Barongsai. Singa Selatan lebih ekspresif dibanding Singa Utara. Kerangka kepala Singa Selatan dibuat dari bambu, lalu ditempeli kertas, lalu dilukis, dan ditempeli bulu dan dihias. Bulu yang memiliki kualitas tinggi untuk pembuatan Barongsai adalah bulu domba atau bulu kelinci. Tetapi, untuk harga yang murah, biasanya digunakan bulu sintetis. Pada zaman modern, kerangka barongsai mulai dibuat dengan aluminium atau rotan. Singa Selatan memiliki berbagai macam jenis. Singa yang memiliki tanduk lancip, mulut seperti bebek, dahi yang tinggi, dan ekor yang lebih panjang disebut Fut San (juga disebut Fo Shan, atau Fat San). Sedangkan Singa yang memiliki mulut moncong ke depan, tanduk yang tidak lancip, dan ekor yang lebih kecil disebut Hok San. Keduanya diambil dari nama tempat di Tiongkok. Demikian, artikel tentang sejarah kesenian Barongsai yang menjadi salah satu kesenian khas dalam perayaan Imlek. (*) Editor: Endang Sahroni

Tags :
Kategori :

Terkait