Didesak, DPRD Sepakati Aspirasi Massa Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM

Selasa 20-09-2022,17:03 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

KOTA TANGERANG, tangerangekspres.co.id - Pusat pemerintahan Kota (Puspemkot) Tangerang kembali digeruduk massa aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Selasa (20/9/2022). Kali ini ratusan massa dari berbagai aliansi buruh dan mahasiswa di Kota Tangerang menggeruduk Puspemkot Tangerang untuk menyampaikan aspirasinya Pimpinan DPRD Kota Tangerang, Gatot Wibowo dan Kosasih pun menemui massa aksi itu. Gatot menyatakan, DPRD mengapresiasi aksi massa baik dari buruh maupun mahasiswa yang menuntut kenaikan harga BBM yang dilakukan dengan tertib dan damai. Menurutnya, kehadiran DPRD dan pihak Pemkot Tangerang membuktikan tidak ada jarak dengan masyarakat Kota Tangerang. "Tadi juga diskusi kita dengan perwakilan buruh dan mahasiswa santai dengan penuh persahabatan dan persaudaraan dan ini membuktikan tidak ada jarak dengan rakyatnya," ujar Gatot. Dikatakan Gatot, terkait dengan tuntutan aksi massa buruh dan mahasiswa DPRD bersama Pemkot Tangerang akan menindaklanjuti pernyataan tuntutan massa aksi tersebut yang bakal diteruskan ke pemerintah pusat. Dia menyebutkan, pimpinan DPRD bersama para Ketua Fraksi telah menyepakati dan menyetujui dengan menandatangani surat yang disampaikan ke pemerintah pusat yang berisikan aspirasi masyarakat terkait penolakan harga BBM. "Sebelumnya kita juga pada 7 September lalu dimana adanya aksi yang sama yaitu penolakan kenaikan harga BBM DPRD sudah bersurat ke pemerintah pusat menyampaikan aspirasi dari temen-temen mahasiswa," kata Gatot yang juga Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Tangerang. Diketahui, didepan massa aksi Gatot bersama Kosasih menaiki mobil komando membacakan tuntutan massa aksi itu yang berisikan 4 poin yakni. menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, menuntut Undang-undang Cipta Kerja dicabut. Kemudian menuntut UMK dan UMSK sesuai dengan kenaikan harga BBM dan kenaikan harga pangan serta menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Ketua Aliansi Buruh Bersatu, Dedi sudrajat mengatakan, buruh bersama mahasiswa serta komunitas ojek online menuntut pemerintah daerah bersama DPRD menyampaikan aspirasinya ke pemerintah pusat terkait pencabutan kenaikan harga BBM bersubsidi. "intinya kami ini buruh dan temen-temen mahasiswa serta driver ojek online melakukan aksi ini supaya aspirasi kita didengar dan disepakati bahwa kenaikan harga BBM segera dicabut," kata Dedi, Selasa (20/9). Dikatakan Dedi, sudah sebulan ini dampak kenaikan BBM sudah dirasakan masyarakat. Barang-barang kebutuhan terus merangkak naik, sementara penghasilan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari tidak mencukupinya. Senada dikatakan Koordinator aksi, Maman nuriman mengatakan, bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi ini terkait pemodalan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan. Selain itu kenaikan harga BBM ini disinyalir untuk pemodalan partai penguasa pada Pemilu 2024. "Ini jelas maunya oligarki. Maunya penguasa. Kita harus bersatu mendesak agar kenaikan harga BBM dicabut kembali," kata Maman dalam orasinya. Selain penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi, massa aksi yang didominasi para buruh itu menuntut Undang-undang Cipta Kerja dicabut. Kemudian mereka juga menuntut UMK dan UMSK sesuai dengan kenaikan harga BBM dan kenaikan harga pangan serta menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Keempat tuntutan itu, kata Maman, pihaknya meminta baik dari Pemkot Tangerang maupun DPRD menyetujui aspirasinya tersebut dan dibuktikan dengan membubuhkan tanda tangan para pimpinan. Menurutnya, massa aksi ini melakukan aksi di pelataran Puspemkot Tangerang supaya pemerintah daerah dapat mewakilinya untuk menyampaikan aspirasinya tersebut dan menyatakan turut menolak dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. "Kita minta Pemkot dan DPRD satu suara dengan masyarakatnya," tukasnya. Maman memaparkan, setelah dua tahun lalu negara ini dilanda Pandemi yang membuat keterpurukan dari segala lini bidang perkonomian, kini pemerintah malah memukul kembali dengan kenaikan harga BBM bersubsidi yang membuat semakin rakyatnya tercekik. "Sebelum kenaikan harga BBM saja barang sembako sudah pada naik. Harga minyak goreng melambung tinggi dan lainnnya. Masa sekarang ditambah dengan kenaikan harga BBM. Otomatis bahan pangan ikut naik lagi," cetus Maman. "Kita ini kan habis dihajar pandemi, dihajar lagi dengan kenaikan harga BBM, ini sangat berdampak luar biasa untuk ekonomi kehidupan rakyat khususnya masyarakat kecil seperti buruh dan ojol," pungkasnya.(raf)

Tags :
Kategori :

Terkait