Tolak Berdamai dengan Covid-19

Jumat 29-05-2020,03:26 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA -- Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kabupaten Tangerang, dr. H. Dedy Efendi, MARS mengatakan, Covid-19 merupakan the silent enemy yang sangat jahat dan sadis, serta common enemy yang harus dibasmi dan dimusnahkan di muka bumi ini, khususnya Indonesia. Menurutnya, Covid-19 sedang melakukan invasi dan agresi ke seluruh dunia sebagai virus atau penyakit yang sangat berbahaya, serta lebih jahat dari teroris dan penjajah di masa kolonial penjajahan. Alumnus Fakultas Kedokteran, Universitas Yarsi, Jakarta ini menambahkan, Covid-19 juga lebih sadis dari pembunuh berdarah dingin karena lebih ganas penyebarannya, seperti zombie dan drakula atau vampire yang sangat mudah menular terinfeksi dari makhluk ke makhluk yang lain. Covid-19 juga sangat mengguncangkan dan mengubah kebiasaan dan menjadi budaya baru di seluruh dunia yang dihantui dan ditakuti oleh seluruh manusia di bumi ini. Sebab, serangannya begitu cepat sekali terutama merusak sistem pernapasan manusia yaitu paru-paru. Bahkan akhir-akhir ini gejala awal Corona telah mengalami variasi tidak hanya demam dan sesak tetapi bisa juga dengan gejala lainnya seperti diare bahkan ada yang tidak mengalami gejala sama sekali yang kita kenal dengan OTG. Oleh karena itu, maka kita tidak bisa berdamai dengan Covid-19 apalagi hidup berdampingan. Ini sangat berbahaya karena penularannya sangat cepat," kata dr. Dedy, dalam keterangannya, kemarin. Menurut dr. Dedy, Covid-19 tidak peduli dan tidak pandang bulu baik tua maupun muda bahkan balita. Covid-19 tidak peduli kaya miskin pejabat maupun bukan. Siapa saja dirusak dan dibunuh dengan cepat. Covid-19 ingin meluluhlantakan dan menghancurkan manusia di muka bumi ini. "Maka mau tidak mau kita harus berperang dan menghancurkan Covid-19 di nusantara ini," ungkap dia. Dedy menegaskan, Covid-19 berbeda dengan binatang buas atau pembunuh, penjajah mana pun yang memilah serta memilih dalam menentukan target yang akan menjadi korban alias tidak dibasmi semua. Maka dari itu, kata dia, dalam peperangan melawan Covid-19 ini siapa cepat siapa dapat. "Bila Covid-19 yang lebih cepat merasuk ke seluruh tubuh manusia di negara ini, maka kita akan kalah dan akan hancur," ungkap dr. Dedy. Karena itu, dia menegaskan untuk memenangkan peperangan melawan Covid-19 ini diperlukan perencanaan yang matang. Dedy berujar, sangat dibutuhkan kekompakan dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi bersama sama bersatu berperang melawan Covid-19. "Semua harus ada dalam satu komando utuh di bawah kepemimpinan panglima tertinggi di Republik Indonesia," jelas Presedium KAHMI Kabupaten Tangerang. Lebih lanjut dia mengatakan, setelah perencanaan yang matang sampai dengan pascanya, serta untuk menyukseskan perencanaan tersebut, maka diperlukan anggaran yang cukup dan menyeluruh dengan prinsip efisien dan efektif. Anggaran tersebut di antaranya untuk membiayai kebutuhan sosialisasi, sandang, pangan dan vitamin, insentif petugasnya, imunisasi, rapid test dan swab test, karantina dan peralatan pengobatannya, sampai ke pemakamannya serta pengamanannya. Menurut dr. Dedy, dalam peperangan ada saja yang tidak ikut garis komando yang akan merusak dan mengganggu semangat perjuangan memenangkan melawan Covid-19, salah satunya adalah karena alasan ekonomi dan lain lain. Tidak boleh prioritas ekonomi melebihi dari prioritaskan penanganan Corona. "Tidak ada artinya kemajuan pertumbuhan ekonomi dan lain-lain bila manusia di muka bumi ini musnah secara perlahan-lahan, dan binasa semua karena terjangkit dan dikuasai Covid-19," kata dia. Lebih lanjut dr. Dedy memaparkan, prioritas saat ini adalah bagaimana Covid-19 segera lenyap dan binasa dalam waktu yang cepat dan tepat. Karena itu, kata dia, diperlukan kesadaran tinggi dari seluruh elemen bangsa untuk mematuhi protokol covid juga diperlukan  peralatan dan perlengkapan yang memadai sesuai dengan protokol kesehatan dan segera dicari vaksin atau obat untuk bisa melawan ganasnya Covid-19. Menurut dr. Dedy, kekuatan Indonesia melawan Covid-19 diperlukan kerjasama lintas sektoral, pencatatan data yang lengkap dari seluruh institusi kesehatan mulai dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan Dinas Kesehatan di seluruh provinsi di Indonesia. Harus ada data yang terintegrasi, karena data merupakan navigasi utama untuk menentukan tindakan selanjutnya. "Semoga Indonesia bisa paling unggul di dunia ini dalam peperangan dengan Covid-19," tuntas dr. Dedy. (mas)

Tags :
Kategori :

Terkait