LUSAIL- Seperti kalimat pertama yang diucapkan juara bertahan MotoGP Marc Marquez dalam konferensi pers jelang seri pembuka GP Qatar dua hari lalu di Losail: “musim dingin ini berjalan begitu lama”. Valentino Rossi yang duduk tepat di sampingnya menimpali: “saat ini aku benar-benar membutuhkan balapan”. Ya, penggila balapan MotoGP tak harus menunggu lebih lama lagi karena lampu start di Sirkuit Losail, Qatar akan dinyalakan dua hari lagi.
Memang, sejak berakhirnya musim balap 2016 November lalu sudah empat kali rider-rider kelas premium melakoni uji coba (plus Jerez yang tidak diikuti para Alien). Dari hasil serangkain uji coba tersebut lahir banyak kesimpulan sementara tentang kekuatan dan peta persaingan para rider untuk memperebutkan tahta tertinggi balap motor paling elit sedunia. Yang paling mengemuka adalah prediksi bahwa bintang baru Movistar Yamaha Maverick Vinales digadang sebagai satu-satunya rider yang mampu merobohkan kedigdayaan Marquez. Semudah itukah? Prediksi itu didasarkan pada hasil uji coba pembalap 22 tahun tersebut. Dia memborong semua tempat teratas daftar prmbalap tercepat di empat kali uji coba. Mantan rider Suzuki Ecstra itu juga mejadi satu-satunya Alien yang tidak terjatuh atau megalami kecelakaan sepanjang uji coba musim dingin. Sempurna. Kata yang pas ditujukan kepada Vinales untuk menggambarkan performanya sepanjang uji coba musim dingin. Di musim debutnya bersama Yamaha rider Catalan ini langsung nyetel dengan motor barunya YZR M1 sekaligus selalu cepat di trek dengan karakter berbeda. Barcelona, Sepang, Phillip Island, dan terakhir Losail. Penilaian hebat dan penabalan dirinya sebagai kandidat juara, sebenarnya bisa merugikan Vinales jelang seri pembuka akhir pekan ini. Beban psikologis sebagai kandidat kuat juara dunia bahkan sebelum musim balap dimulai bukan perkara mudah untuk dipikul. Memang benar, Vinales sudah pernah juara satu kali musim lalu di Silverstone, Inggris. Tapi saat itu dia sedang membalap tanpa menanggung beban ekspektasi besar seperti saat ini. Dia adalah kejutan waktu itu. Siapa yang menyangka Suzuki bisa memenangi balapan di tahun keduanya setelah kembali ke MotoGP? Sedangkan Ducati butuh waktu enam musim untuk menghentikan paceklik kemenangan. "Misteri terbesar saat ini adalah bagaimana Vinales akan mengatasi tekanan. Sangat berbeda situasinya saat (seorang rider) menjadi pemenang sebagai kejutan (ketika di Suzuki) dengan ketika 'harus' menang seperti saat ini," ujar bintang Repsol Honda Daniel Pedrosa tentang situasi yang dihadapi Vinales. Kenyataan lain adalah rider 22 tahun itu juga belum pernah berduel sengit siku-dengan-siku menghadapi sejumlah rider top MotoGP, terutama Marquez di kelas MotoGP. Kemenangannya tahun lalu di Inggris didapat melalui 'Lorenzo-style', yakni mendominasi lomba sejak lap pertama sampai akhir. Begitu memimpin, dia langsung kabur jauh meninggalkan lawan-lawannya. Tak heran jika beberapa pengamat memprediksi kehadiran Vinales di Yamaha sama saja dengan Lorenzo yang berubah wajah. Atau Vinales rasa Lorenzo. Uji coba tetaplah uji coba dan balapan sebenarnya Senin dinihari nanti (01.00 live Trans 7) adalah dunia yang berbeda. Vinales boleh tangguh saat tes tapi pengalaman berduelnya masih perlu melewati banyak ujian. Dan di MotoGP, banyak sekali rider yang akan dengan senang hati menjadi pengujinya. Valentino Rossi menyebut, setidaknya ada delapan pebalap yang berpeluang menjadi juara saat balapan berlangsung dalam kondisi normal (bukan mix race atau wet race). Mereka adalah pasangan Repsol Honda Marquez dan Daniel Pedrosa, lalu duo Ducati Jorge Lorenzo dan Andrea Dovizioso, rider Suzuki Andrea Iannone, pembalap LCR Honda Cal Crutchlow, Vinales, dan dirinya sendiri. "Dan ketika wet race atau mix (basah dan kering) terjadi semua pembalap tanpa terkecuali punya peluang untuk menang," ujar Rossi dikutip Autosport. Di Qatar akhir pekan ini, tantangan terbesar bisa datang dari Ducati. Skuat Italia itu punya rekor bagus di Losail. Yakni tiga kali kemenangan. Tahun lalu, dua rider-nya Dovizioso dan Iannone berdiri sukses memenuhi podium 2-3. Masih ingat juaranya saat itu? Ya, Jorge Lorenzo yang kini berseragam merah membela Ducati. Artinya, Lorenzo, yang juga sudah tiga kali menang di Losail dan Ducati adalah perpaduan menjanjikan menyongsong seri pembuka musim ini. (jpnn/apw)Pembuktian Sesungguhnya Si Raja Uji Coba
Jumat 24-03-2017,08:36 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :