SERANG – Sebanyak 33 kecamatan dan 70 kelurahan di lima kabupaten/kota di Banten terendam banjir. Kelima kabupaten/kota tersebut Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Tangsel dan Kota Tangerang. Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, pada Kamis (2/1), pukul 01.15 WIB, akibat banjir 6.163 jiwa harus mengungsi, karena rumahnya terendam air. Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) menginstruksikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Banten untuk cepat tanggap menangani bencana banjir dan longsor, khususnya di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangsel. Ia juga mengaku perihatin dan duka mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat Banten. “Termasuk, kami juga melakukan inventarisasi jalan dan jembatan milik provinsi yang rusak akibat banjir dan longsor. Untuk selanjutnya dapat segera dilakukan langkah-langkah percepatan. Misalnya jembatan putus yang menghubungkan antar daerah akan segera kami tangani seperti dibangun jembatan sementara dan berikutnya dibangun jembatan lagi dalam waktu yang tidak lama lagi,” jelas WH melalui rilis resmi usai meninjau lokasi bencana di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Kamis (2/1). Informasi yang dihimpun, Wahidin Halim bersama Wakil Gubernur Banten Andika Hazsrumy dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) langusng menninjau lokasi banjir di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Terhadap penanganan korban banjir, lanjut WH, Pemprov melalui BPBD langsung melakukan koordinasi dengan kabupaten /kota untuk menginventarisasi langkah-langkah penanganan yang dilakukan. Selain distribusi bantuan logistik seperti selimut, lampu emergency, baterai dan lain sebagainya. Pihaknya juga telah menyiapkan dukungan pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan, penanganan dan dukungan obat-obatan serta dukungan terhadap kabupaten/kota yang terdampak bencana. “Selain itu telah dibangun posko logistik yang siap melayani kebutuhan para korban bencana,” ujarnya. WH mengaku, dalam waktu dekat ini akan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) atas bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Banten sebagai kejadian luar biasa (KLB). Setelah mendapatkan keputusan atau pernyataan dari kabupaten/kota atas bencana yang menimpa wilayahnya. “Kami sendiri bersama tim telah turun ke lapangan dan melakukan langkah-langkah penaganan pertama di lapangan,” katanya. Sementara, Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy juga langsung menyaksikan langsung proses evakuasi warga dari daerah terisolir yang terdampak banjir bandang di Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak. Orang nomor dua di Pemprov Banten itu juga berbincang dengan warga setempat untuk mencari informasi terkait peristiwa nahas tersebut. Dari keterangan warga, Andika mengungkapkan, sebanyak 1.500 warga di tiga kampung yang berlokasi di seberang sungai Ciberang di desa tersebut, masih terisolasi. “Menurut warga sekitar, para korban membutuhkan tenda besar dan genset untuk membangun posko. Karena kalau harus dievakuasi semua sebanyak 1.500 orang itu kan lama, apalagi ini perahu karetnya juga cuma satu,” katanya. Andika juga langsung memerintahkan Tagana Lebak yang mendampinginya saat itu untuk menyediakan yang dibutuhkan warga sebagaimana disebutkan Nasir. “Genset ada kan. Tenda, perahu karet masih ada, sekalian dirikan dapur umur di sini,” katanya. Untuk diketahui, bencana banjir di Lebak Banten menerjang empat kecamatan di Cipanas, Lebak Gedong, Curugbitung dan Sajira sehingga mengakibatkan ribuah warga mengungsi. Banjir diduga lantaran sungai Ciberang yang melintas di empat kecamatan tersebut meluap. Akibatnya ada 12 desa di empat kecamatan terdampak banjir. Sebanyak 20 jembatan di Kabupaten Lebak, juga dilaporkan putus akibat banjir dan tanah longsor, setelah terjadi luapan air Sungai Ciberang, menyusul hujan deras di daerah setempat sepanjang Selasa (31/12) sore hingga Rabu pagi itu.(tb)
Ribuan Warga Mengungsi, Lima Kabupaten/Kota Dikepung Banjir
Jumat 03-01-2020,08:10 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :