Rekrut PNS Harus Menggunakan Standar Tinggi, Kelulusan SKD Tetap Berbasis Passing Grade

Rabu 30-10-2019,06:55 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-Calon pelamar CPNS baru 2019 sebaiknya mulai mempersiapkan diri. Sebab panitia memutuskan tetap menggunakan acuan nilai ambang batas atau passing grade. Pengalaman tahun lalu, sangat sedikit pelamar yang berhasil lolos nilai ambang batas. Proses rekrutmen CPNS baru terdiri dari beberapa tahap. Pertama adalah seleksi administrasi atau berkas. Bagi pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi, berhak mengikuti seleksi kompetensi dasar (SKD). Selanjutnya pelamar yang dinyatakan lolos SKD, melaju ke tahap seleksi kompetensi bidang (SKB). Baru kemudian dinyatakan lolos sebagai CPNS. Nah pelamar CPNS yang dinyatakan lolos SKD dan melaju ke tahap SKB, harus berhasil mengejar passing grade. Perincian passing grade tahun lalu adalah untuk materi ujian tes wawasan kebangsaan (TWK) sebesar 75 poin. Kemudian untuk tes intelejensia umum (TIU) 80 poin dan tes karakteristik pribadi (TKP) 143 poin. Tahun lalu pelamar yang berhasil lolos passing grade sangat sedikit. Jauh di bawah kuota CPNS baru. Sehingga proses penentuan lulus SKD dimodifikasi. Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan mengatakan tahun ini sistem passing grade tetap diberlakukan. Hanya saja ketentuan teknis dan besaran passing grade-nya belum ditetapkan. Dia menegaskan ketentuan passing grade tes CPNS 2018 hanya berlaku tahun lalu. Dia berharap dengan adanya informasi bahwa panitia tetap menggunakan sistem passing grade, calon pelamar bisa mempersiapkan diri. Khususnya pelamar yang tahun lalu sudah mencoba daftar CPNS dan nilainya tidak sampai passing grade. Misalnya dengan belajar soal-soal ujian atau materi lainnya. Ridwan juga mengingatkan calon pelamar harus mengetahui dengan detail informasi serta persyaratan formasi yang akan dilamar. Sebab bisa jadi ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi. ’’Pastikan bahwa kita bisa memenuhi persyaratan yang diminta,’’ katanya. Terkait dengan ketentuan kelengkapan dokumen yang harus diunggah secara online, Ridwan berharap pelamar harus teliti. Harus benar-benar dipastikan bahwa seluruh dokumen yang diminta telah berhasil diunggah. Ketika ketentuannya harus mengunggah dokumen asli, maka harus dokumen asli yang diunggah. Bukan fotokopian. Ridwan menuturkan tidak menutup kemungkinan ada hambatan akses terhadap website pendaftaran CPNS baru. Sebab jumlah pelamarnya sangat banyak. Tahun lalu juga pendaftar CPNS baru mencapai empat juta pelamar lebih. ’’Perlu mencari waktu-waktu yang sekiranya aksesnya tidak ramai,’’ tuturnya. Misalnya bagi yang tidak melakukan salat Jumat, bisa mencoba saat jam salat Jumat. Atau akses dini hari cenderung lebih sepi dibandingkan pagi atau siang hari. Dia juga mengingatkan supaya masyarakat hati-hati mencari informasi. Sebaiknya informasi yang jadi acuan adalah dari website masing-masing instansi. Dia meminta masyarakat tidak cepat mempercayai informasi yang tersebar di media sosial. Sebab menurut Ridwan di media sosial banyak informasi hoaks terkait pendaftaran CPNS baru 2019. Mantan Wakil Menteri PAN-RB Eko Prasojo menyambut baik penggunaan passing grade dalam seleksi CPNS baru 2019. Terkait adanya potensi kelulusan yang sedikit, menurutnya itu wajar. Dengan kondisi seperti itu, rekrutmen CPNS bisa dilakukan dalam beberapa tahap sampai kebutuhan terpenuhi. Dengan tanpa mengabaikan ketentuan nilai ambang batas. ’’Sebenarnya kalau mau merekrut best of the best, memang menggunakan passing grade,’’ katanya. Guru besar Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan kualitas rekrutmen pegawai di birokrasi sebaiknya memang harus di atas instansi swasta. Sebab birokrat mengurusi pelayanan publik, terkait kebijakan negara, dan bersifat jangka panjang. Eko mengatakan di sejumlah negara maju, seperti di Korea Selatan atau Singapura, yang masuk sebagai PNS memang harus terbaik. Dia menuturkan sistem passing grade pada awal-awal memang bisa menghadapi masalah. Diantaranya adalah sedikitnya jumlah pelamar yang lolos. Namun dia mengatakan sedikitnya pelamar yang lolos itu bisa jadi karena sosialisasi yang rendah. ’’Lulusan perguruan tinggi itu pintar-pintar,’’ katanya. Eko berharap menjelang pendaftaran CPNS seperti saat ini, kementerian, lembaga, atau pemda bisa turun gunung sosialisasi ke perguruan tinggai yang terbaik. Melalui cara seperti itu, mahasiswa atau calon lulusan bisa mendapatkan informasi yang utuh terkait lowongan CPNS baru. Termasuk soal jenjang karier sebagai PNS. Sehingga para mahasiswa terbaik bisa berminat menjadi CPNS. Eko mengatakan pemerintah harus komitmen merekrut CPNS dengan standar tinggi. Sehingga bisa muncul kesan bahwa PNS itu adalah komunitas birokrat yang andal. ’’PNS bisa menjadi komunitas elite. Yaitu komuntias yang berkualitas tinggi,’’ jelasnya. Kesan bahwa PNS adalah komunitas pekerja yang berkualitas atau best of the best harus terus ditumbuhkan melalui sistem seleksi yang baik. (jpg)

Tags :
Kategori :

Terkait