SERANG – Kabar duka cita pada penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 kini sedang ramai terjadi. Terbaru terjadi pada Reza Agustian Maulana (23) yang merupakan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sebagai petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11, Desa kadubereum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang. Korban diduga meninggal akibat kelelahan dalam pengurusi Pemilu serentak tersebut. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Serang, Abidin Nasyar mengatakan pihaknya sudah berkunjung ke rumah korban. Menurut pengakuan pihak keluarga, awalnya Reza sempat mengalami masuk angin bahkan sempat masuk ke RSUD Drajat Prawiranegara Serang. “Orang yang meninggal akibat apa saya kurang paham, tapi secara kebetulan saja, beliau meninggal pada saat proses rekapitulasi di kecamatan, sempat masuk rumah sakit, infonya karena masuk angin, tapi secara medis belum bisa ditentukan,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Selasa (23/4). Dengan adanya kabar tersebut, pihaknya langsung melaporkan ke KPU RI agar diberikan santunan kepada pihak keluarga. “Insya Allah sudah kita laporkan ke KPU RI untuk diusulkan mendapat santunan. Kalau besarannya saya tidak tahu, tapi ini kita upayakan, apalagi laporan ini wajib,” ujarnya. Dia mengaku sampai saat ini hanya ada satu penyelenggara yang meninggal dunia di Kabupaten Serang, namun yang mengalami sakit cukup banyak, sehingga sudah seharusnya penyelenggara mendapat bantuan pengobatan. “Kemarin juga ada beberapa teman-teman yang masuk rumah sakit, klinik, dan mendapatkan pengobatan. Sekarang kita sedang menginventarisir semuanya yang sakit ada berapa? Contoh yang di Cikande kemarin kita bantu, kita lunasin BPJS (Kesehatan)-nya, biar di-cover oleh BPJS,” paparnya. Abidin juga terus mengimbau kepada seluruh petugas penyelenggara Pemilu mulai dari yang bawah untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan cara makan makanan yang bergizi dan mengatur pola tidur. “Petugas seperti PPK (Panitia Pemilih Kecamatan) dan lainnya, begitu dengan teman-teman keamanan, karena ketika PPK-nya selesai jam 3 yang keamanan juga sama, jadi sama-sama lelah dan capai, makanya menjaga atau merawat badan itu sangat diharusnya,” tuturnya. “Hari ini (kemarin) juga alhamdulillah pemerintah daerah cepat tanggap, dengan menurunkan tenaga medis di seluruh kecamatan, Bupati (Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah) turun langsung menugaskan,” ucapnya. Sementara itu, Bupati Tatu meminta petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis dan siaga selama proses perhitungan suara berlangsung. Bahkan jika dibutuhkan, harus diatur jadwal piket hingga pelayanan kesehatan bisa dilakukan 24 jam di semua tempat pleno. “Petugas kesehatan sudah siaga dan memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada semua penyelenggara pemilu,” kata Tatu melalui siaran pres. Tatu mengaku sudah berkoordinasi dengan Bawaslu dan KPU Kabupaten Serang dalam proses pelayanan kesehatan. Para pihak yang terlibat dalam rapat pleno perhitungan suara agar dicek kesehatannya dan diberikan obat atau vitamin secara gratis jika diketahui dalam kondisi kurang sehat. “Termasuk petugas pengamanan dari TNI dan Polri harus diberikan pelayanan kesehatan,” ujarnya. Ia meminta masyarakat mendoakan serta membantu apa pun yang bisa dilakukan untuk para pejuang demokrasi yang saat ini tengah menyelesaikan proses pileg dan pilpres di semua tahapan. “Tetap jaga kebersamaan dan menciptakan suasana kondusif. Kita jalani proses pemilu ini sesuai aturan,” katanya. Meninggalnya penyelenggara Pemilu di TPS juga terjadi di Kota Serang. Anggota KPPS 20 Lingkungan Waru, RT 01/RW04, Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang, Danu Rudanu (53) meninggal dunia akibat kelelahan. Ketua KPU Kota Serang, Ade Jahran menceritakan Danu ini meninggal karena kelelahan setelah bekerja dari pagi hingga pagi lagi. "Info dari istrinya, Pak Danu ini sempat dikerok dan mukannya juga sudah pucat, tapi karena sibuk dengan kerjaan di KPPS tidak dirasa sakitnya," ujar Ade kepada awak media saat ditemui di kantor KPU Kota Serang, Selasa (23/3). Pada saat itu juga, lanjut Ade, istrinya sempat menyuruh Danu untuk beristirahat. Akan tetapi karena tanggungjawabnya yang tinggi sekaligus korban menjadi ketua RW, yang bersangkutan tetap memporsir kerjaannya. "Istrinya juga sempat nyuruh tidur sudah malam, jangan terlalu cape, hanya dia tidak mau. Jam 00.00 WIB tidur dan jam 05 pagi dibawah ke Klinik Baros, tidak bisa menangani, dibawa ke RSUD Banten lalu sudah tidak bisa tertolong," katanya. Atas banyaknya kejadian yang serupa dan banyak anggota KPPS yang berjatuhan karena sakit, pihaknya bekerjasama dengan tim medis Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan vitamin kepada petugas yang saat ini masih bekerja. "Kata dokternya Danu ini meninggal karena kecapean. Karena banyak jadi korban, hari ini (kemarin) kami bekerjasama dengan Dinkes Kota Serang untuk dilakukan pemeriksaan dan vitamin untuk anggota KPPS lainnya," ungkapnya. Saat itu, kata Ade, pihaknya juga sudah mendata dan diketahui bahwa banyak anggota KPPS di Kota Serang yang mengalami sakit, bahkan hampir rata di setiap kecamatan ada. "Meninggal ada satu orang, yang sakit di Unyur ada dua orang, ada PPK di Taktakan sempat dikerok. Sakit biasa banyak memang ada di semua kecamatan," katanya. (mg-03-mg-04/tnt)
2 Petugas TPS di Serang Meninggal, Petugas Medis Siaga di Tempat Pleno
Rabu 24-04-2019,05:27 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :