Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

Kamis 14-02-2019,05:30 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA – Angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Tangerang cukup tinggi. Data pada 2018, sebanyak 44 kasus kematian ibu. Dan 247 kasus kematian bayi di Kabupaten Tangerang. Dari kasus tersebut, lima kecamatan memiliki jumlah kematian tertinggi yakni, Mauk, Tigaraksa, Sukamulya, Jayanti, dan Mekar Baru. Menanggapi itu, Pemkab Tangerang melakukan langkah penandatangana kerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID), Alfamart, Dinas Kesehatan, dan Kader Fopkia di Kantor Bupati Tangerang, Rabu (13/2). Dian Mayang Sari, Kepala Bagian Kerjasama Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, kerjasama tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khusunya ibu hamil dan balita. Dengan jangka panjang menurunkan jumlah kematian ibu dan anak. “Kita pilih Alfamart, karena banyak ibu hamil dan balita yang belum datang ke posyandu dan puskesmas itu sasaran kita. Gerai Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di gelar setiap Sabtu, hanya untuk sementara di lima kecamatan karena menyumbang angka kematian ibu dan anak yang paling tinggi,” katanya saat ditemui Tangerang Ekspres di ruang kerjanya. Kata Mayang, bantuan USAID berupa teknis dan fasilitator, adapun pihak  Alfamart menyediakan tempat dan perlengkapan lainnya. Dinas Kesehatan menyediakan tenaga kesehatan, dan  Forum Kesehatan Ibu dan Anak (Fopkia) melakukan penyisiran  dan bimbingan terhadap ibu hamil beresiko tinggi. “Nanti akan ada pojok gerai di lima Alfamart di lima kecamatan. Kita lihat respon masyarakat. Nanti kedepan di setiap Alfamart,” ungkapnya. Sementara, Kepala Seksi (Kasi) Ibu dan Anak dr. Sri Indriani, menjelaskan, kerjasama tersebut bertujuan memberikan pemahaman terkait resiko kehamilan, penggunaan buku KIA, serta meminimalisir pencegahan komplikasi pada ibu hamil dengan mengotimalkan perencanaan. “Harapannya semua ibu hamil lahir di fasilitas kesehatan di teras Alfamart . Konsen kita di konseling kesehatan kehamilan dan anak, dari bidan puskesmas satu orang didampingi kader KIA sebanyak dua orang. Semuanya didapat gratis dan ada reward dari gerai,” akunya. Sepanjang 2018, telah terjadi kasus yang cukup tinggi terhadap kematian ibu dan anak di lima wilayah dimana Kecamatan Mauk yang tertinggi. Hal tersebut dikarenakan kurang perencanaan kehamilan, harusnya dimana sang ibu tidak menggunakan Pil KB demi mencegah kehamilan di usia monopose. “Sebanyak 44 kematian ibu dan bayi sebanyak 247 kasus.  Untuk bayi bagaimana nutrisi, pemahaman ibu tentang kesehatan. Sering ibu hamil yang bekerja kurang memiliki waktu. Tigaraksa sebanyak 15 dan Sepatan 15 sepanjang 2018 untuk kematian bayi. Kita tingkatkan pemahaman kesehatan ibu dan anak dengan adanya Gerai KIA,” pungkasnya. (mg-10/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait