grup disway
BJB NOVEMBER 2025

Nasib Sekolah di Pesisir Utara Kab. Tangerang, Banjir Rob Telah Berubah Menjadi Tamu Harian yang Meresahkan

Nasib Sekolah di Pesisir Utara Kab. Tangerang, Banjir Rob Telah Berubah Menjadi Tamu Harian yang Meresahkan

BANJIR ROB: Siswa SDN Dadap I, tetap semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar walaupun kondisi sekolah terendam air laut akibat banjir rob.(Randy/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Banjir rob yang terjadi di pesisir Utara Kabupaten Tangerang, membuat beberapa sekolah terdampak dan membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah terhambat. Bahkan, Banjir rob sering menggenangi halaman sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Teluknaga, dan Kecamatan Kosambi.

Pagi itu, suara bel masuk di SDN Muara III tak lagi terdengar lantang. Cipratan air asin yang menyelinap lewat celah pagar besi mengalahkannya. Di halaman sekolah, genangan setinggi mata kaki membuat siswa harus mengangkat sepatu, meniti bata demi bata agar seragam mereka tak basah.

Fenomena itu bukan kejadian sesekali. Di sepanjang pesisir Kabupaten Tangerang seperti di Kecamatan Kosambi, Teluknaga, dan Pakuhaji, banjir rob telah berubah menjadi tamu harian yang meresahkan. Sekolah yang seharusnya menjadi ruang paling aman bagi anak justru berada di garis depan ancaman ini.

Dampak banjir rob bukan hanya kerusakan fisik, tetapi juga psikologis. Jadwal belajar sering terhenti karena ruang kelas tak bisa digunakan. Beberapa sekolah terpaksa memadatkan kelas: dua rombongan belajar dijadikan satu ketika ruang lain terendam.

Bagi siswa-siswa kecil, banjir ini membawa kecemasan tersendiri. Kadang mereka takut kalau tiba-tiba air datang pas sudah mulai belajar. Orang tua pun kian khawatir melepas anaknya ke sekolah saat air laut sedang tinggi.

Selain itu, akses menuju sekolah juga sering terputus. Jalan-jalan kecil di desa pesisir yang belum ditinggikan menjadi arena seluncur air, menyulitkan murid yang harus berjalan kaki. Tidak jarang mereka datang terlambat atau bahkan absen.

Meski diterjang rob berkali-kali, semangat para guru dan murid tak luntur. Mereka masih menghadap papan tulis, meski kaki harus terendam. Namun bagi banyak pihak, semangat itu harus dibalas dengan perhatian serius dari pemerintah.

Kepala SDN Muara III Mardiyah mengatakan, setiap banjir rob datang, sekolah yang ia pimpin selalu menjadi langganan terendam air laut. Bahkan, siswa terkadang datang telat akibat jalan menuju sekolah juga terendam air laut yang masuk ke daratan.”Sejak Kamis lalu, SDN Muara III telah terendam air laut akibat banjir rob. Halaman sekolah terendam sampai dengan mata kaki, dan siswa kalau datang menggunakan sendal karena tidak mau sepatunya basah dan rusak akibat air laut,”ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin (8/12).

Mardiyah menambahkan, sebenarnya ingin sekali di relokasi ke tempat yang aman, karena jika terus-menerus kena banjir rob khawatir bangunan sekolah rusak akibat tergerus air laut. Apalagi, selaku meninggalkan penyakit kulit pada siswa yang melintas.”Pengen sih relokasi, semoga pemerintah daerah bisa merelokasi sekolah ini agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dan tidak membuat khawatir para siswa,”paparnya.

Sementara itu, Kepala SDN Tanjung Pasir 1 Armin menjelaskan, bahwa selama banjir rob sekolahnya juga mengalami hal yang sama dengan sekolah lain, tetapi tidak lama karena langsung surut. Sehingga, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dan tidak ada libur.”Untuk libur, kalau memang sudah bahaya baru kita liburkan. Tetapi, kalau cepat surut kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan semestinya. Hanya saja, siswa terhalang air saat menuju ke sekolah,”tutupnya.(ran)

Sumber: