Stasiun Rangkasbitung Ultimate, Dorong Kemajuan Banten
STASIUN RANGKAS: Salah satu lorong di Stasiun Rangkasbitung Ultimate yang cantik yang mengadopsi leuit (lumbung padi tradisional,red) Khas Baduy.(Ahmad Fadilah/Tangerang Ekspres)--
TANGERANGEKSPRES.ID, LEBAK — Kabupaten Lebak yang memiliki wilayah terluas di antara kota/kabupaten yang ada di Banten terus bersolek. Pemkab berupaya melakukan penataan kota yang difokuskan area pasar Rangkasbitung yang merupakan wajah dari stasiun Rangkasbitung ultimate yang hampir rampung dan belum lama ini diuji coba penggunaannya.
Stasiun Rangkasbitung yang pernah disinggahi Presiden Soekarno pada awal tahun 1957. Kunjungan tersebut menjadi bagian penting dari sejarah di Banten, khususnya Kabupaten Lebak. Sebab, stasiun saat ini sudah berubah dengan bangunan modern, namun tidak menghilangkan khas lokalnya menjadi saksi dan kebanggan masyarakat Lebak.
Dengan bangunan yang megah, banyak warga baik pribumi (warga Lebak,red) maupun luar daerah yang penasaran ingin melihat langsung stasiun besar yang memiliki daya tampung 83.000 orang tersebut.
Seperti Nurul Khadijah, warga Serang mengaku penasaran ingin melihat stasiun baru Rangkasbitung bagian dalamnya. ”Saya sengaja datang ke Rangkas mau melihat kondisi stasiun baru, karena saya baca dibeberapa berita sudah dibuka, begitu saya lihat langsung, kaget seperi bukan di stasiun Rangkas, karena berubah total megah dan modern,” kata Nurul, kepada Tangerang Ekspres, Kamis (27/11).
Hal senada dikatakan Alfian, warga Pandeglang, bahwa Stasiun Rangkasbitung Ultimate ini menjadi daya tarik tersendiri di Banten. Karena, ini stasiun satu-satunya yang ada di Banten yang fasilitasnya lengkap, megah bersih dan sudah modern.
”Saya hampir tiap hari menggunakan KRL ke tempat kerja, dari Pandeglang saya pakai motor dan disimpan di parkiran stasiun,” ujarnya.
Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah menegaskan, penataan kawasan dekat stasiun merupakan langkah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Ia pun berharap upaya ini dapat memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami berharap, dengan kawasan stasiun yang lebih tertib dan nyaman, dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat, tentunya menjadi daya tarik baru yang juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lebak,” ungkapnya.
Lanjutnya, penataan kawasan transportasi publik tidak hanya berkaitan dengan infrastruktur, tetapi juga dengan tata ruang, kebersihan, dan estetika lingkungan agar memberikan kesan positif bagi pengunjung.
”Kami berharap hasil kolaborasi ini dapat menghadirkan kawasan stasiun yang aman, modern, dan menjadi simpul penting penggerak mobilitas masyarakat serta pertumbuhan ekonomi daerah,” papar Amir.
Kepala BTP Kelas I Jakarta, Ferdian Suryo Adhi Pramono mengatakan, Proyek ini akan membuat stasiun menjadi lebih modern dengan fasilitas 7 lift, 5 eskalator, 9 jalur peron, serta area komersial untuk UMKM. Namun ditengah bangunan modern nan megah. Stasiun ini juga akan mempertahankan bangunan heritage yang sudah ada.
Stasiuan Besar Rangkasbitung dengan tipe A tersebut mampu menampung hingga 83.000 penumpang per hari, meningkat signifikan dari kapasitas sebelumnya.
Stasiun ini juga memiliki 9 jalur yang terdiri dari jalur KRL, kereta lokal, dan stabling yang ilengkapi dengan 7 unit lift dan 5 unit eskalator, termasuk dua jembatan penyeberangan orang (JPO), tempat ibadah, toilet, pos kesehatan, dan 15 gate tiket, serta area concourse di lantai dua dan ruang untuk tenant UMKM lokal. ”Kami yakin dengan hadirnya stasiun ultimate ini, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah ini (Banten),” ucapnya.(fad)
Sumber:


