Penembak Rumah Jazuli Masih Gelap
JAKARTA—Kendati telah diketahui peluru nyasar ke rumah anggota DPR Jazuli Juwaini akibat latihan menembak Brimob, hingga saat ini belum diketahui dengan pasti siapa yang memegang senjata tersebut. Almarhum Bripka Teguh Dwiyatno belum dipastikan sebagai penembak peluru nyasar. Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Mabes Polri Kombespol Martinus Sitompul menuturkan bahwa hingga saat ini belum diketahui siapa pemegang senjata yang kemudian pelurunya meluncur dengan kondisi parabola, naik lalu turun karena efek gravitasi. “Belum sampai ke sana,” tuturnya. Perlu pengecekan peluru yang memecahkan kaca jendela rumah tersebut. Akan dicocokan antara ulir peluru dengan ulir yang berada di laras senjata. Dengan pencocokan itu maka akan diketahui, dari senjata yang mana peluru itu meluncur. “Putaran ulirnya sama atau tidak itu penting. Setelah itu lalu dilihat, siapa yang memegang senjata itu,” paparnya. Yang juga dicek adalah kejadian peluru nyasar itu menurut pemilik rumah pada malam hari. Namun, latihan menembak itu sangat jarang dilakukan malam hari, kecuali untuk menghadapi kompetisi atau kegiatan khusus. “Bisa jadi, pemilik tidak di rumah dan mengetahuinya malam. Atau, memang ada pelatihan malam,” jelas mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya. Martinus menjelaskan, hingga saat ini penyelidikan masih berkutat pada siapa yang memegang senjata dalam peluru nyasar tersebut. “Kalau ditanya apa sanksinya, ini masih terlalu jauh,” ungkapnya. Saat ditanya terkait mengapa Bripka Teguh yang diperiksa tidak disita senjatanya, Martinus menuturkan bahwa yang pasti untuk petugas gudang senjata itu telah melalui serangkaian tahapan. Ada tahapan tes psikologis terhadap yang bersangkutan. “Untuk menjadi petugas gudang senjata atau logistik itu berat, ada banyak senjata, amunisi dan harus mengantisipasi kemungkinan adanya pelaku kejahatan. Dengan ada kejadian seperti ini, maka sistem pengawasan menjadi hal yang utama,” paparnya. Namun, sebenarnya Bripka Teguh ini merupakan anggota Brimob yang memiliki dedikasi tinggi. Dia tidak pernah melakukan pelanggaran selama masa dinas, baik disiplin, kode etik, apalagi pidana. “Yang bersangkutan kerjanya sangat maksimal,” terangnya. Dia menuturkan, dengan kejadian tersebut tentunya atasan harus melakukan pengawasan lebih ketat. Caranya dengan ada laporan bulanan terkait latihan, jumlah senjata yang digunakan dan peluru. “Ke depan kejadian ini menjadi catatan, “ ungkapnya. Sebelumnya, Bripka Teguh ditemukan meninggal dunia dengan luka tembak di pelipis kanan yang menembus ke kepala kiri bagian belakang. Senjata revolver tergeletak tidak jauh dari tangan Bripka Teguh. Bripka Teguh dikebumikan di Tuban, Jawa Timur, tempat kelahirannya. (jpg/bha)
Sumber: