Buntut Insiden Invasi Suporter, Sanksi Bisa Berlaku Musim Depan
INSIDEN yang terjadi pada Final Liga 2 berdampak panjang. Penyalaan flare, smoke bomb, pelemparan botol, hingga pengrusakan oleh oknum suporter terjadi di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, pada Selasa lalu (5/12). Kejadian tersebut berdampak pada dua klub, yaitu Persita Tangerang dan PSS Sleman. Dua klub tersebut terancam sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Ketua Komdis PSSI Asep Edwin Firdaus mengatakan meski kompetisi Liga 3 telah berakhir, hukuman tetap berlaku. “Sampai saat ini laporan masih belum kami terima. Nanti kalau sudah, baru kami putuskan hukumannya seperti apa,” ungkap Asep. Asep menambahkan untuk hukuman berupa denda, bisa langsung dijatuhkan kepada klub yang bersangkutan. “Untuk hukuman bersifat sanksi seperti larangan menonton atau bermain, diberlakukan bisa diberlakukan musim kompetisi berikutnya. Jenis hukuman untuk kejadian di Final Liga 2 lalu, akan kami bahas dalam sidang. Kalau denda sudah jelas. Tapi nominalnya belum kami putuskan,” imbuhnya. Dalam pertandingan di Stadion Pakansari itu, terjadi insiden cukup fatal. Saat pertadingan perebutan tempat ketiga antara Persita dan Kalteng, oknum supoter Persita sempat masuk ke dalam lapangan. Mereka juga merusak alat-alat pertandingan dan melakukan pemukulan terhadap beberapa official Kalteng Putra. Sebelum itu, juga ada flare, smoke bomb, dan pelemparan botol. Akibatnya, pertandingan sempat dihentikan selama 56 menit. Tidak hanya itu, pelanggaran juag terjadi dalam laga final. Suporter PSS Sleman yang tidak dapat membendung euforia juara juga terancam sanksi. Saat memasuki injury time, flare menyala hampir di seluruh tribun. Beberapa sempat dilempar ke area sentel ban. Juga ada smoke bomb dan petasan. Akibatnya pertandingan dihentikan selama lima menit karena asap tebal menyelimuti lapangan. Dikonfirmasi mengenai kejadian yang melibatkan timnya, Manajemen Persita Azwan Karim mengatakan masih menunggu keputusan terkait insiden tersebut. Pihaknya sudah mengirim surat terkait kejadian itu serta tentang pelaksanaan pertandingan. “Kejadian itu memang ada di luar berita-berita yang beredar sebelum pertandingan. Sudah ada pemikiran negatif dan dipicu kepemimpinan wasit yang beberapa ada yang dipertanyakan,” kata Azwan. Azwan juga menyoroti terkait pengamanan penpel, terutama di tribun utara tempat suporter Persita yang menjadi yang paling dominan saat itu. “Saat kejadian memang tidak ada pengamanan di area tersebut. Selebihnya kami menunggu tanggapan dari Panpel dalam hal ini PT LIB dan PSSI,” imbuhnya. Sementara itu manajer PSS Sleman Sismantoro belum bisa memberikan tanggapan tertait insiden flare, smoke bomb, dan petasan saat laga final. “Saya masih capek barusan tiba,” ujarnya (jpg/apw)
Sumber: