Persita vs Kalteng Putra (0-2), Layangkan Protes Keras ke PSSI
Kepemimpinan wasit Novari Ikhsan membuat Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar geram. Ia tak kuasa menahan emosi usai laga perebutan tempat ketiga Liga 2 antara Persita Tangerang versus Kalteng Putra, Selasa (4/12) sore. Pada laga yang dilangsungkan di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Selasa (4/12) kepemimpinan wasit asal Jakarta tersebut menyebabkan insiden masuknya penonton ke lapangan pertandingan di menit 58. Untuk itu pria yang juga pembina Persita itu memastikan manajemen klub melayangkan surat protes keras ke PSSI terkait wasit yang membiarkan dua kali handball pemain Kalteng Putra di kotak penalti. Seharusnya Persita mendapat hadiah tendangan dua kali penalti atas handball tersebut. "Sudah sangat parah. Persita siapkan surat protes keras ke PSSI terhadap kepemimpinan wasit, banyak kejadian yang mencederai fair play yang diagungkan dalam sepakbola,” ungkap Zaki Iskandar, yang terpaksa turun ke lapangan menenangkan suporter. "Ini jadi memicu penonton merangsek ke lapangan, karena suporter setia Persita merasa didzalimi," imbuh Zaki. Pada pertandingan kemarin sore, Kalteng Putra menghadapi Persita berlangsung ketat dan panas. Tapi I Made Wirahadi dkk unggul cepat pada menit ke-12. Sepakan keras Dendi Agustan Maulana dari luar kotak penalti tak mampu dihalau, Yogi Triana sehingga bola meluncur tajam ke pojok kanan gawang. Enam menit berselang, skor berubah 2-0. Kali ini mantan pemain Persita I Made Wirahadi yang menjadi bencana buat pertahanan Persita. Binter, sapaan I Made Wirahadi, membuat gol lewat sepakan first time. Tanpa kawalan, pria yang juga anggota Polri itu sukses memaksimalkan umpan lambung dari sisi kiri pertahanan Persita. Setelahnya Persita baru terhenyak dan coba menciptakan gol balasan. Namun sayang, sejumlah peluang yang mereka miliki di paruh pertama gagal berbuah gol. Laga semakin memanas pada babak kedua. Di menit 56, pemain belakang Persita Amri Alamsyah diusir wasit karena mendapat kartu kuning kedua. Protes keras dilayangkan kapten Persita Egi Melgiansyah. Akibat protes itu, Egi juga terkena kartu kuning. Kisruh antara pemain Persita dengan wasit memicu aksi turun ke lapangan yang dilakukan suporter Tim Ungu. Para pemain Kalteng Putra dan wasit mengamankan diri dan pertandingan dihentikan selama nyaris 30 menit. Beberapa oknum suporter berusaha mengejar wasit dan merusak beberapa fasilitas. Zaki sampai harus turun kelapangan untuk berusaha mengendalikan kemarahan para suporter. Selain turun langsung menenangkan fans Pendekar Cisadane, ia juga menyuarakan melalui pengeras suara agar pendukung setia Persita tak lagi masuk ke lapangan sehingga pertandingan dapat dilanjutkan. Setelah terkendali laga pun dilanjutkan kembali. Persita mengambil inisiatif serangan. Setelah melalui serangkaian serangan, Pendekar Cisadane mendapatkan peluang. Namun buruknya penyelesaian akhir membuat gol gagal tercipta. Pertandingan sempat terhenti dua kali ketika Egi Melgiansyah dkk melakukan protes karena wasit tak memberikan hadiah penalti meski pemain Kalteng Putra menyentuh bola. "Pak, saya cuma minta keadilan saja, pak. Saya gak minta apa-apa, cuma minta sportif saja, pak. Itu tadi dua kali penalti, pak," kata Egi Melgiansyah kepada wasit Novari Ikhsan. Namun, protes Egi tetap tak digubris. Setelah melalui pembicaraan, pertandingan kembali dilanjutkan. Namun tak ada gol tercipta. Skor 2-0 untuk kemenangan Kalteng Putra menyudahi laga ini. Dengan hasil tersebut, Kalteng Putra berhak promosi ke liga 1 musim depan menemani Semen Padang dan PSS Sleman. Pelatih Persita Tangerang, Wiganda Saputra mengambil alih kesalahan yang dilakukan pemain terkait soal taktik yang diterapkan. Keputusan terkait formasi pemain yang banyak mengandalkan pemain muda di babak pertama. Itu dilakukan lantaran beberapa pemain yang kondisinya tidak fit, yakni Ade Jantra Lukmana dan Egi Melgiansyah. "Ini adalah momen yang paling tidak mengenakan karena kami kalah. Ini mungkin kesalahan saya pribadi karena ada beberapa pemain kami yang tidak bisa bermain karena tidak dalam kondisi fit," kata Gandul, sapaan Wiganda saputra, setelah pertandingan. "Akan tetapi, saya tetap memaksakan mereka karena tim ini butuh pemain-pemain yang berpengalaman. Saya kemudian pelan-pelan melakukan pergantian pemain, tetapi saya rasa sudah telat," tutur Wiganda. Menyangkut kinerja wasit, Gandul mengaku tidak berkomentar banyak karena lebih membiarkan penonton yang menilai. Terutama terkait dua handball di kotak penalti yang semestinya berbuat tendangan 12 pas. “Untuk kinerja wasit saya no comment. Seharusnya 2 handball di kotak penalti bisa menjadi milik Persita, tapi wasit tidak menilai itu handball dan tetap melanjutkan pertandingan. Kalian pasti juga nonton jadi saya nggak perlu komentar sama hal ini kalian juga bisa menilai,” ucap Gandul. (apw)
Sumber: