Melawan Problem

Melawan Problem

Refleksi: “Ingat, dalam dunia nyata tidak ada kunci jawaban yang memastikan satu-satunya jawaban yang benar. Karena itu, kreativitas Anda sangat menentukan hidup Anda.” Problem adalah keniscayaan hidup. Mau atau tidak, problem telah ditakdirkan hadir dalam kehidupan manusia. Kita mau menghadapi atau melarikan diri, tetap saja problem wajib kita hadapi. Kita tidak ditakdirkan untuk bisa melemparkan problem kita ke orang lain, lalu selesai. Bila ada orang lain yang menurut Anda bisa menangani masalah Anda, masalah itu tetap pada Anda. Anda tidak terlatih untuk menangani masalah, dan inilah sumber masalah yang sebenarnya. Problem hadir tanpa fungsi, alias netral. Kitalah yang diberi pilihan, mau kita fungsikan untuk apa problem itu. Anda bisa memfungsikannya untuk mengasah kreativitas, bukti-buktinya sudah banyak. Orang sering terlena dengan kenikmatan dan kemapanan, namun sering tersadarkan dengan masalah. Saya kerap mengatakan kenyamanan yang berlebihan itu sering kali menjadi pembunuh kreativitas. Bagaimana supaya problem itu dapat kita fungsikan untuk memantik kreativitas? Kuncinya pada pemilihan sikap. Saat menghadapi problem, kita punya pilihan untuk melawan problem, melarikan diri dari problem, atau membiarkan diri bingung, kecewa, tak berdaya, bingung, dan seterusnya. Kalau Anda lari untuk menghindar, masalah yang Anda hadapi akan bertambah. Kalau Anda membiarkan diri, masalah yang Anda hadapi semakin besar. Satu-satunya sikap yang paling tepat adalah menghadapinya atau berjuang untuk mengalahkannya. Tentu dibutuhkan seni dan cara yang berbeda-beda kreativitas. Dengan tekad mengalahkan masalah, otak akan bekerja untuk membantu kita menemukan solusi. Otak bekerja lebih kreatif. Tanyalah kepada diri Anda, apa yang bisa kita lakukan sekarang dari tempat kita berdiri agar masalah bisa berkurang atau selesai? Selain mendorong kreativitas, tekad juga akan membuat kita lebih terampil dalam menghadapi hidup. Hal ini menentukan derajat diri kita. Kualitas manusia dalam praktik hidup bukan ditentukan oleh gelarnya, tetapi oleh sejauh mana orang itu mampu menyelesaikan problem bagi dirinya dan orang lain atau mampu menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Presiden dipilih rakyat bukan untuk menikmati jabatan, melainkan untuk menyelesaikan masalah. Manajer digaji perusahaan untuk menyelesaikan masalah. Karyawan diharuskan datang ke kantor bukan untuk menikmati ruangan sejuk dan beraktivitas, tapi untuk menyelesaikan problem. Ada sebuah model yang biasa dengan sebutan The Osborn-Parnes Model. Model ini dirancang sejak 50 tahun lalu dan sudah banyak dipakai di dunia pendidikan dan bisnis untuk melatih kreativitas dalam menghadapi problem. Model ini mensyaratkan enam langkah untuk memantik kreativitas saat problem datang, yaitu: 1. Mess-finding. Identify a goal or objective (identifikasi tujuan atau sasaran). 2. Fact-finding. Gathering data (kumpulkan data). 3. Problem-finding. Clarifying the problem (klarifikasi masalah). 4. Idea-finding. Generating ideas (munculkan sebanyak mungkinide). 5. Solution-finding. Strengthening & evaluating ideas (perkuat dan evaluasi). 6. Acceptance-finding. Plan of action for Implementing ideas (siapkan untuk bertindak). Dengan memilih sikap untuk bekerja melawan dan mengalahkan problem akan membuat mental dan perasaan kita lebih positif dan lebih sehat. Sikap Anda akan membuat Anda merasa sebagai petarung, jawara, atau khalifah. Secara rasa dan mental, hal ini akan berbeda dengan ketika Anda memilih sikap sebagai pihak yang dilemahkan oleh masalah atau pihak yang diposisikan sebagai korban dari keadaan. Saya pastikan perasaan dan mental Anda semakin down dan secara otomatis ide-ide kreatif Anda tidak muncul. Menempatkan diri sebagai petarung juga akan meningkatkan keimanan. Kenapa? Semua solusi atas problem datangnya dari Allah, tapi yang menjadi kunci adalah Allah akan menurunkan solusi jika kita memperjuangkan solusi itu. Meskipun melawan problem itu penting untuk memunculkan kreativitas, tapi tetap perlu pertimbangan, jangan sampai ngawur atau kebablasan. Di sinilah pentingnya menggabungkan antara perjuangan dari kita dan bimbingan dari Tuhan. (*)

Sumber: