35 Atlet Porkot Tak Kebagian Medali
TANGERANG–Perhelatan Pekan Olahraga Kota (Porkot) Tangerang yang sudah diselenggarakan beberapa waktu lalu meninggalkan kekecewan bagi sejumlah atlet. Tepatnya, 35 atlet yang belum mendapatkan medali. Alasannya, medali masih dalam proses pembuatan di Bandung. Tidak hanya itu, perhelatan Porkot yang diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) terkesan kurang siap. Karena beberapa venue dan juga peserta terjadi perubahan saat Porkot sudah berlangsung. Seperti, jumlah atlet dan cabor yangikut dalam Porkot tersebut. Seperti yang dikeluhkan Ichwan Mawardi salah satu Ofisial Catur Kecamatan Tangerang yang merasa kecewa terhadap panitia Porkot. Pasalnya pada saat pelaksanaan venue catur pada saat pelaksanaan yang harusnya digelar di gedung Cisadane ternyata dipindahkan ke GOT Koang. Padahal sesuai jadwal pertandingan catur berada di gedung Cisadane. “Kita menerima jadwal pertandingan ada di gedung Cisadane, tetapi saat pelaksanaan kita dipindahkan ke gedung olahraga Koang. Dari situ jelas panitia tidak siap. Bahkan pada saat di gedung Koang fasilitas di sana sangat minim, seperti kipas angin saja tidak ada. Menurut saya itu tidak layak dan sangat menggangu konsentrasi atlet catur,” ujarnya. Tidak hanya venue, Ichwan juga mempertanyakan masalah medali yang hanya diberikan satu saja pada saat pemberian hadiah. Seharunya, medali yang didapat sebanyak enam medali akan tetapi hanya 1 medali saja. Ketika ditanyakan panitia mengatakan medali lainya masih dalam pembuatan di Bandung. “Aneh, sekelas Porkot masa medali masih dalam pembuatan di Bandung. Padahal Porkot sudah selesai, tetapi kenapa masih ada medali yang masih dibuat ini menjadi pertanyaan kami. Harunya medali tersebut sudah ada pada saat porkot digelar,” ungkapnya. Ketika dikonfirmasi masalah venue dan medali yang kurang. Ketua Pelasakana Porkot Agus Sutisna menjelaskan, pihaknya sebagai penyelenggara sudah maksimal dalam menggelar Porkot. Bahkan dirinya mengaku masih dalam proses pembelajaran karena memang Porkot baru digelar pertama kalinya di Kota Tangerang. “Untuk masalah Venue catur memang ada pemindahan venue, yang tadinya kita helat di gedung Cisadane kita pindahkan ke gedung olahraga Koang. Hal tersebut dilakukan agar para atlet konsentrasi dalam bertanding. Jika digelar di gedung Cisadane maka akan terganggu konsentrasinya, karena banyak orang yang lalu lalang,” ungkapnya. Terkait medali yang masih dalam pembuatan di Bandung, Agus mengakuinya, karena memang pada saat Porkot dimulai ada kendala teknis yakni di cabang olahraga (Cabor) atletik karena ada penambahan grup dalam cabor tersebut pada saat tekhinkal meeting. “Total medali yang sudah ada 561, tetapi ada kendala di cabor atletik dimana ada penambahan grup pada saat teknikal meeting. Jadi kami tambah medalinya sebanyak 35, itu pun setelah kami lihat bahwa ateltik membutuhkan medali sesuai dengan jumlah grup yang ikut,” katanya. Untuk pembuatan medali di Bandung, Agus mengatakan, bahwa kualitas pembuatan medalinya sangat bagus. Selain itu juga, harga yang ditawarkan murah karena yang dibutuhkan untuk medali yaitu satu paket yakni medali emas, perak dan perunggu itu bisa dibuat di Bandung dengan harga yang murah. “Masalah medali dibuat di Bandung, kita incar masalah kualitas medali itu. Kita buat di sana karena memang masalah kualitas, harga juga murah. Jadi sebenarnya tidak ada masalah karena penambahan medali tidak ada penambahan anggaran karena memang menggunakan anggaran yang ada pada saat porkot digelar,” tutupnya. (mg-9)
Sumber: