Bazar Kewirausahaan SMAN 1 Kota Tangsel, Ciptakan Pengusaha Muda Kreatif

Bazar Kewirausahaan SMAN 1 Kota Tangsel, Ciptakan Pengusaha Muda Kreatif

CIPUTAT – Terus berkembang menjadi pengusaha muda yang kreatif, inovatif dan tangguh. Merekalah ratusan siswa SMAN 1 Kota Tangsel yang telah menerima dana hibah dari Kementerian terkait program kewirausahaan. Setelah memiliki modal, mereka membangun usaha kecil hingga kini menjadi ratusan pengusaha muda yang mandiri selain menjadi pelajar-pelajar yang cerdas di kelasnya. Menggelar bazar yang lebih besar dari sebelumnya, 36 kelompok menjajaki berbagai produk mulai dari pengolahan, rekayasa hingga hidroponik. Mulai dari ikan cupang, sayuran hidroponik hingga berbagai olahan kuliner yang kekinian. Plt Kepala SMAN 1 Kota Tangsel, Agus Hendrawan menjelaskan, pada momen ini ratusan siswa SMAN 1 Kota Tangsel tak sekadar menggelar bazar kewirausahaan. Tapi digelar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda serta Hari Pahlawan. “Peringatan tersebut ditunjukkan para siswa dengan menjadi siswa-siswi yang mandiri dan kreatif, untuk membangun bangsa yang lebih baik lagi. Sebagai pemuda, para siswa tak pernah lelah menggali potensi dirinya untuk menjadi pemuda yang berguna untuk bangsa,” ungkap Agus, pada Tangerang Ekspres. Ia menjelaskan, dengan program dana hibah kewirausahaan dari Kementerian, para siswa kini menjadi lebih mandiri. Berbagai event sekolah yang dulunya susah mencari dana. Kini, para siswa mandiri memutar modal kewirausahaan untuk event-event yang digelar siswa. “Jadi perputaran uang ini untuk siswa dari siswa untuk siswa lagi. Kami bangga dengan semua siswa kelas X yang menerima dana program ini. Semoga ini bisa berkelanjutan, bahkan bisa menjadi pendapatan tetap,” harapnya. Kata Agus, banyak dari kelompok kewirausahaan ini yang sudah menjalar ke dunia media sosial dalam sisi marketingnya. Mulai dari facebook hingga instagram, bahkan tak sedikit dari kelompok siswa yang sudah mendapat respon dari netizen. Dibuktikan dengan jumlah pesanan produk mereka setiap minggunya. “Bahkan kami para guru kalau ingin beli harus mengikuti proses pemesanan atau price order. Anak-anak sudah berkembang dengan sendirinya, kami guru membina dikelas pada mata pelajaran kewirausahaan,” jelasnya. (mas)  

Sumber: