Persiapan Warga Total Persada Hadapi Banjir, Titipkan Barang Berharga Sebelum Banjir

Persiapan Warga Total Persada Hadapi Banjir, Titipkan Barang Berharga Sebelum Banjir

TANGERANG-Perumahan Total Persada, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang selalu menjadi langganan banjir setiap tahun. Begitu memasuki bulan Oktober warga sudah was-was. Mereka menitipkan barang-barang berharga dan dokumen penting ke rumah saudaranya yang jauh dari Total Persada. Biasanya hujan deras dan banjir terjadi mulai November. Air menerjang ratusan rumah hingga menenggelamkan atapnya. Kondisi ini terjadi puluhan tahun lamannya. Ini yang membuat warga Total Persada memahami situasi. "Sebelum banjir datang, kita ungsikan barang berharga dan surat penting. Emas, ijazah anak, sertifikat, agar tidak lenyap kena banjir," kata warga yang mengaku bernama Supriyadi ini. Ia menuturkan, tetangga-tetangganya juga mengambil langkah aman. Menitipkan barang berharga ke rumah saudara atau teman yang jauh dari Total Persada. "Kalau saya menitipkan ke rumah saudara di Kalideres, Jakarta Barat," akunya. Sudah banyak usaha yang dilakukan warga agar air tak masuk rumahnya. Seperti meninggikan halaman rumahnya. Tetapi itu tidak bisa menolong. Air yang masuk lebih deras dan tetap masuk ke dalam rumahnya. Ningsih (41) warga yang tinggal di perumahan Total Persada mengaku, sudah memindahkan barang berharganya di rumah saudaranya di Cipondoh. Ia mengamankan sertifikat rumah dan ijazah. "Saya titipkan ke rumah saudara di Cipondoh Makmur. Itu saya lakukan dari tahun 2016 lalu, karena setiap hujan deras banjir bisa sampai atap rumah. Air dari kali Ledug meluap," ujarnya. Kali Ledug memang persis berada di samping Perumahan Total Persada. Bahkan, posisinya lebih tinggi dari kompleks perumahan tersebut. Ini yang membuat, air dengan cepat meluap dan menenggelamkan rumah di Total Persada. Ningsih menambahkan, setiap hujan tiba, ia dan keluarganya selalu melakukan persiapan. Bahkan kalau malam hujan ia dan suami tidak bisa tidur nyenyak. Khawatir air dari kali Ledug meluap dan menenggelamkan rumahnya. "Tahun 2015 saya sudah tinggal disini. Di tahun itu juga saya menjadi korban banjir. Untung sebelum banjir masuk ke rumah saya sudah evakuasi barang barang yang sekiranya bisa diamankan. Pada tahun 2016 saudara saya menawarkan untuk mengamankan barang-barang berharga, agar tidak terendam banjir lagi," paparnya Saat ini Ningsih hanya bisa pasrah. Ia sudah punya niat pindah dari kompleks tersebut. Namun, apa daya rumah yang ditinggalinya itu tidak pernah laku untuk dijual. Ia bahkan sudah membandrol dengan hargai murah. Tetap saja tidak ada yang mau membeli. "Saat ini saya pasrah, rumah sudah dipasarkan tapi tidak laku. Mau gimana lagi, berharap pemerintah bisa membantu mengatasi masalah warga sini," harapnya. Terpisah Kepala BPBD Kota Tangerang, Irman Pujahendra mengatakan, telah fokuskan mengatasi permasalahan banjir yang ada di Kota Tangerang. Saat ini titik banjir sudah berkurang dari 33 menjadi 9 titik. “Untuk titik banjir di Kota Tangerang sudah berkurang dari 33 titik di tahun 2013, sekarang menjadi 9 titik,” paparnya. Irman menambahkan, yang menjadi titik fokus adalah kecamatan Priuk detailnya ada di perumahan Total Persada. Karena memang setiap tahun menjadi langganan banjir parah. “Saat ini titik lokasi wilayah yang memiliki ancaman banjir terbanyak berada di Kecamatan Periuk. Yang paling parah di Total Persada dan itu menjadi fokus kita," tutupnya. (mg-9)

Sumber: