Penjualan Properti Anjlok di Kuartal III-2018

Penjualan Properti Anjlok di Kuartal III-2018

JAKARTA--Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa ada penurunan penjualan properti residensial pada triwulan III 2018. Berdasarkan hasil survei BI, pertumbuhan penjualan properti residensial turun -14,14% (qtq) atau lebih rendah dibandingkan -0,08% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Namun masih lebih tinggi bila dibandingkan -24,74% (qtq) pada periode yang sama tahun sebelumnya. Menurunnya penjualan properti disebabkan oleh penurunan penjualan pada semua tipe rumah, yaitu rumah tipe kecil (-15,92% qtq), rumah tipe menengah (-11,14% qtq), dan rumah tipe besar (-11,11% qtq). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman mengungkapkan, sebagian besar responden berpendapat faktor utama yang menyebabkan penurunan penjualan rumah adalah penurunan permintaan konsumen, terbatasnya penawaran perumahan dari responden, suku bunga KPR yang dianggap masih tinggi, dan harga rumah yang kurang terjangkau oleh konsumen. Sementara itu, berdasarkan lokasi proyek, pada triwulan III 2018 (September 2018) suku bunga KPR tertinggi terjadi di Bengkulu (14,48%) dan terendah di Yogyakarta (8,82%). Di lain sisi, berdasarkan kelompok bank, suku bunga KPR tertinggi di Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 12,21%, dan terendah di bank asing dan campuran sebesar 6,82%. Bakal Naik Harga properti residensial diproyeksikan bakal melonjak pada triwulan IV 2018 . Hal ini terindikasi dari kenaikan indeks harga properti residensial (IHPR) sebesar 0,52% (qtq), lebih tinggi dibandingkan 0,42% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan, berdasarkan tipe bangunan, kenaikan harga rumah diperkirakan terjadi pada rumah tipe menengah dari 0,26% (qtq) menjadi 0,45% (qtq) dan tipe rumah tipe besar dari 0,30% (qtq) menjadi 0,43% (qtq). Sementara itu, kenaikan harga rumah tipe kecil diperkirakan melambat dari 0,69% (qtq) menjadi 0,67% (qtq). ”Perkiraan kenaikan harga rumah disebabkan oleh kenaikan harga bangunan dan upah tenaga kerja pada triwulan IV 2018,” kata Agusman di Jakarta, Selasa (13/11). Sementara secara tahunan, kenaikan harga properti residensial pada triwulan IV 2018 diperkirakan melambat dari 3,18% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 3,14% (yoy). Agusman menambahkan melambatnya kenaikan harga terjadi pada rumah tipe menengah dan rumah tipe besar masing-masing dari 3,06% (yoy) dan 1,66% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 2,72% (yoy) dan 1,64% (yoy). Sementara pada rumah tipe kecil, kenaikan harga rumah diperkirakan menguat dari 4,85% (yoy) menjadi 5,09% (yoy). Berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah tertinggi diperkirakan terjadi di kota Bandung (4,82%,yoy), sedangkan penurunan harga hanya terjadi di kota Balikpapan (-0,76%,yoy).(WE)

Sumber: