Jepang Incar Tanjung Lesung
JAKARTA - Dua Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung di Banten dan Tanjung Kelayang di Belitung, dilirik agen perjalanan wisata asal Jepang. Jepang berkeinginan untuk membantu membuatkan sejumlah paket wisata di kedua Kawasan Ekonomi Khusus itu. "Mereka berminat membuat paket wisata di KEK Kelayang dan Tanjung Lesung. Kami juga terbuka mereka untuk investasi di dua lokasi ini," ujar Kepala Bidang Investasi Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Nurwan Hadiyono, kemarin. KEK Tanjung Lesung dan Tanjung Kelayang masuk dalam 10 Bali Baru ini terus dikembangkan. Semenjak ditetapkan sebagai 10 Bali Baru terdapat peningkatkan kunjungan wisatawan. Dia mencontohkan sejak 2015 hingga 2017, tingkat okupansi di Tanjung Lesung Beach and Resort Hotel mengalami kenaikan dari 31% menjadi ke 37%. "Kami berharap dengan adanya kerjasama pembuatan paket wisata ini akan makin banyak wisman Jepang ke Indonesia terlebih di dua KEK itu. Selama ini kunjungan wisman dari Jepang kebanyakan ke Jakarta, Bali, dan Yogyakarta," katanya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, wisman Jepang yang datang ke Indonesia hingga September mencapai 400.200 kunjungan, menurun sebesar 9,98% bila dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 444.500 kunjungan. Saat ini, dari sisi aksesibilitas di KEK Tanjung Lesung, tengah dilakukan proses pembangunan oleh WIKA berupa jalan tol Serang - Panimbang sejauh 84 kilometer. Hal itu untuk mempermudah dan mempersingkat jarak tempuh menuju KEK Tanjung Lesung yang dapat ditempuh kurang lebih 2 jam dari Jakarta. Pembangunan tol dibagi menjadi tiga seksi yakni seksi 1 (Serang—Rangkas Bitung) sepanjang 26,50 kilometer, seksi 2 (Rangkas Bitung—Bojong) sepanjang 33 kilometer, dan seksi 3 (Bojong—Panimbang) dengan panjang 24,40 kilometer. "Ditargetkan rampung pada September 2019 dan ditargetkan sudah dapat beroperasi pada tahun yang sama," kata Nurwan. Untuk amenitasnya sendiri, KEK Tanjung Lesung pada 2019 akan dibuka 34 homestay. "Pihak travel agents dari delegasi Jepang sangat tertarik untuk membuat paket wisata di Tanjung Lesung. Dengan mengandeng operator dari Ramatour," ucapnya. Sementara itu untuk mendukung percepatan KEK Tanjung Kelayang, Kemenpar bersama Kemenhub dan Pemda Babel telah mendorong Bandara HAS Hanandjoeddin, Tanjung Pandan (TJQ) menjadi bandara internasional. Sebagai bandara internasional, Garuda Indonesia pekan lalu mulai membuka penerbangan langsung Singapura (Sin)-Tanjung Pandan (TJQ) sebanyak 4 kali per minggu. Director General Regional Development Departement Japan Tourism Agency Government Shigenori Hiraoka menuturkan, KEK yang dimiliki Indonesia dinilai bagus dan memiliki potensi besar dalam mendatangkan wisman. Tahun lalu, turis Jepang yang ke Indonesia tumbuh 2% dari tahun 2016 menjadi 540.000 orang. "KEK di Indonesia punya potensi besar mendatangkan wisatawan. Kami bantu siapkan paket wisata," ujarnya. Terpisah, Ketua Pokja Bidang Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S. Thaib meyakini KEK Tanjung Lesung akan mendapat limpahan turis dari area Jakarta setelah akses jalan tol Serang-Panimbang yang tengah dikebut pembangunannya selesai tahun depan. "Sekarang yang sangat ditunggu-tunggu Tanjung Lesung adalah jalan tol. Jika jalan tolnya jadi, seksi I di akhir 2019, kemudian seksi berikutnya di akhir 2020, Tanjung Lesung itu hanya 2,5 jam melalui jalan tol dari Jakarta," tuturnya. Nantinya, Tanjung Lesung bisa jadi booming dan banyak dikunjungi terutama wisatawan nusantara. Hal itu melihat kebiasaan masyarakat yang begitu penasaran dengan destinasi yang baru, Tanjung Lesung punya potensi untuk itu. "Greater area of Jakarta adalah satu potensi market yang luar biasa. Penduduknya mencapai 30 juta jiwa. Kalau kita lihat sampai dengan hari ini di kawasan Puncak selalu penuh di akhir minggu. Bandung selalu penuh. Setiap destinasi yang dibuka di Captive Area Jakarta dan sekitarnya itu pasti akan booming," terang Hiramsyah. KEK Tanjung Lesung sendiri menempati lahan seluas 1.500 hektare. Sementara itu, KEK Tanjung Kelayang menempati lahan seluas 457 hektare. Direktur Utama KEK Tanjung Kelayang Adek Julianwar menambahkan saat ini proses pembangunan KEK Tanjung Kelayang saat ini sudah mencapai 65% dan ditargetkan akan selesai semua pada semester I tahun depan. “Yang pertama berdiri itu Hotel Sheraton. Sebuah hotel bintang 5 dengan 180 kamar dan nilai investasi Rp418 miliar,” ujarnya. Hotel dan resort ini nantinya menjadi Ikon Sheraton di Indonesia karena dibangun di atas standar Hotel Sheraton yang ada di Indonesia. Bahkan, bisa menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. "Kami akan bekerja dengan sekuat tenaga. Berkomitmen mewujudkannya untuk kepentingan nama Belitung dalam kancah wisata yang berkelas internasional di mata dunia," tutur Adek.(BI)
Sumber: