Kemauan Adalah Kunci
“Orang kreatif tidak menerima kenyataan apa adanya, tapi menerimanya sebagai tantangan untuk diubah menjadi lebih baik.” Oleh : Drs. H. Hudaya Latuconsina, MM. Ketua Yayasan Islam Syekh-Yusuf Pernahkah Anda menemukan orang malas yang kreatif? Pernahkah Anda menjumpai orang yang semangatnya setengah- setengah namun bisa menghasilkan terobosan kreatif yang sukses? Hampir tidak pernah terjadi. Semua orang kreatif di dunia ini adalah mereka yang berkemauan keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Mereka berjuang untuk sebuah kesuksesan yang mereka impikan. Mereka menemukan ide-ide kreatif setelah mereka banting tulang di lapangan. Mereka kreatif karena memperjuangkan sesuatu yang mereka nilai sangat berharga. Para pejuang kita dulu sangat kreatif melawan penjajahan karena berkemauan keras ingin mewujudkan kemerdekaan. Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat berharga. Semua penemu yang kreatif di dunia ini, misalnya Ibnu Sina (Bapak Kedokteran Dunia), Thomas Alva Edison (Penemu Listrik), Al-Haytham (Penemu Kerja Optik), Larry Page (Pendiri Google), dan lain-lain. Termasuk para pemuda kita yang berhasil menciptakan layanan baru dalam bisnis online, seperti Gojek, Bukalapak, Kaskus, dan seterusnya, adalah orang-orang yang mempunyai kemauan keras untuk sukses di bidangnya. Pengusaha kreatif, guru kreatif, seniman kreatif, dan semua orang kreatif adalah para pejuang di bidangnya. Kalau mereka bukan pejuang, bisa dipastikan mereka kalah bersaing di kehidupan nyata. Tidak ada orang kalah yang kreatif. Orang menjadi kreatif karena mereka melawan realitas dengan kemauan keras. Praktik membuktikan bahwa orang terlahir cacat yang berkemauan keras ternyata lebih kreatif ketimbang orang terlahir normal yang kemauannya lemah. Kita bisa membuktikan ini dengan melihat sejumlah contoh nyata. Jaelani adalah warga Banten yang lahir dengan kaki tidak tumbuh sempurna dan tidak bisa digunakan untuk berjalan (tunadaksa). Bungsu dari 9 bersaudara ini juga tumbuh dalam keluarga tidak mampu sehingga ia tidak tamat sekolah dasar, namun itu semua tidak mengurangi semangat Jaelani untuk maju. Dengan kemauan yang keras, Jaelani malah bisa mempekerjakan orang-orang normal. Jaelani punya pabrik dan berhasil menyediakan lapangan pekerjaan bagi 30 orang di sekitarnya. Orang normal yang pemalas menjadi problem, sebaliknya orang yang tidak nomal namun punya energi tinggi malah sanggup menjadi solusi. Riset ilmiah yang dilakukan oleh Professor Teresa M. Amabile (1998), pakar kreativitas dari Harvard University, menyimpulkan bahwa seseorang akan kreatif apabila di dalam dirinya memiliki kemauan keras (motivation), keahlian atau pengalaman, dan keberanian menerapkan cara-cara berpikir kreatif. Berdasarkan bukti-bukti yang saya temukan di lapangan, saya membenarkan hasil riset di atas. Orang-orang kreatif di berbagai bidang memiliki energi yang luar biasa, disiplin, penuh imajinasi masa depan, dan pantang menyerah. Apakah ini bukan kemauan keras? Kenapa ada orang yang kemuannya begitu kuat, tapi ada juga yang begitu lemah? Apa yang membedakan? Kemauan sering kali berhubungan dengan kejelasan apa yang kita inginkan. Bila seseorang mengetahui apa yang diinginkannya, kemauannya pun akan kuat. "Teruslah berkomunikasi dengan diri sendiri dan bertanya kepadanya sampai Anda benar-benar menemukan jawaban yang sangat tegas mengenai APA YANG ANDA INGINKAN DARI DIRI ANDA UNTUK “MENJADI” atau APA YANG INGIN ANDA CIPTA KAN? Begitu Anda sudah menemukannya, tulislah target yang ingin Anda wujudkan setahap demi setahap sejak sekarang. Kejelasan Anda menjadi ukuran dari kemuan Anda. Kemauan adalah bahan bakar bagi kreativitas Anda." Banyak orang yang tidak benar-benar tahu apa yang mereka inginkan, tidak jelas apa tujuannya, dan apa targetnya. Akhirnya, mereka malas-malasan dan sulit menjadi kreatif. Kemauan adalah kunci. If there is will, there is way, begitu kata orang Inggris. (*)
Sumber: