SMK Muhammadiyah 3 Ciputat Terapkan Program Teaching Factory
CIPUTAT - Lulusan SMK memiliki tantangan karakteristik agar dapat bersaing dalam bursa kerja kejuruan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, SMK Muhammadiyah 3 Ciputat, Kota Tangsel tahun ini menerapkan pembelajaran dengan model teaching factory. Kepala SMK Muhammadiyah 3 Ciputat, Rachmat Kartolo menyampaikan, meski nantinya akan diterapkan pada seluruh jurusan. Namun saat ini program tersebut baru dilaksanakan pada jurusan multimedia dan broadcasting. "Dengan program ini, kami mengkonsep pembelajaran pola teaching factory yang hakekatnya memboyong sistem industri sebagai pendekatan pembelajaran di SMK. Diharapkan terjadi transfer teknologi dari industri sehingga bisa meningkatkan kualitas pembelajaran," ungkap Rachmat saat ditemui Tangerang Ekspres. Lanjutnya, pola pembelajaran ini dirancang berbasis produksi barang atau jasa. Mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu serta prosedur kerja industri. Ini akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi terutama etos kerja disiplin. "Selain itu, dalam prosesnya anak-anak juga akan mempelajari jujur, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif, karakter kewirausahaan, bekerja sama, berkompetisi secara cerdas di dunia kerja," katanya. Sementara itu, Erwinsyah, Wakasek Kurikulum pun menjelaskan bahwa program teaching factory yang diusung SMK Muhammadiyah 3 Ciputat merupakan aksi nyata untuk menciptakan lulusan berkompeten dan siap kerja. "Saat ini, kejuruan dihadapkan pada permasalahan belum terserapnya secara optimal lulusan SMK oleh dunia usaha dan industri. Untuk itulah, pihak-pihak terkait menjalin kerjasama untuk melakukan pendampingan dan sosialisasi Teaching Factory (TEFA) pada SMK kami," tutur Erwin. Program TEFA SMK Muhammadiyah 3 Cipuatat merupakan perpaduan dari pada konsep pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis bisnis (barang dan jasa). Yakni dengan tujuan untuk menciptakan lulusan yang berkompeten dan berjiwa entepreneurship. “Kegiatan pembelajaran dimana siswa secara langsung melakukan produksi baik berupa barang atau jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang dan jasa yang dihasilkan pun memiliki kualitas sehingga layak dijual dan diterima oleh masyarakat” tutupnya.(bun)
Sumber: