Wasit Kasih Penalti, Persita Kalah atas Persiraja 1-2
KEKECEWAAN diperlihatkan skuat Persita usai pertandingan kontra Persiraja Banda Aceh di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, Rabu malam (19/9). Bukan hanya kekalahan 2-1 yang diterima tim Ungu atas tim berjuluk Lantak Laju, namun kepemimpinan wasit Rorim situmerang asal Sumatera Utara menambah kecewa tim besutan Wiganda Saputra. Itu terjadi karena gol kemenangan Persiraja yang dibuat Husnuzon terjadi lewat titik putih alias penalti di menit 80. Penalti diberikan setelah Ledi Utomo dianggap melakukan pelanggaran terhadap pemain tuan rumah. "Wasit benar-benar berpihak, wasit langsung tiup peluit penalti saat pemain Persiraja tiba-tiba menjatuh diri pas bersender ke Ledi. Sulit menang disini, saya kira tim sekelas Real Madrid juga bisa kalah kalau seperti ini," ucap I Nyoman Suryanthara Manajer Persita. Pada pertandingan kemarin malam yang disaksikan lebih dari 5.000 penonton, Persita yang tampil agresif lebih dulu unggul melalui gol Aditia Gigis pada menit 45 memanfaatkan umpan satu sentuhan dari Sirvi Arvani. Namun sayang di babak kedua kepemimpinan wasit mulai berpihak kepada tuan rumah dan membuat konsentrasi pemain Persita buyar. Berawal dari tendangan bebas, Luis Irsandi menyundul bola yang tak mampu dijangkau Yogi Triana di menit 56. Persita akhirnya pun mengakui keunggulan Persiraja setelah Husnuzon menjalankan tugas sebagai eksekutor penalti di menit 80. Wiganda Saputra Pelatih Persita mengaku kecewa dengan hasil yang diraih timnya, apalagi kekalahan lebih dikarenakan faktor wasit. "Saya salut sama pemain yang tampil all out dan tidak takut dengan intimidasi tuan rumah. Pemain hanya ngedrop karena kepemimpinan wasit, dua pertandingan di Aceh sulit dimenangkan jika wasitnya seperti ini," kata Gandul, sapaan akrab Wiganda Saputra. Gandul juga menyatakan sikap miris akan kondisi pertandingan di Aceh yang sepertinya tak terjamah oleh monitoring PT. LIB selaku operator kompetisi Liga 2. "Sulit meningkatkan kualitas pertandingan di Indonesia jika kualitas wasit dan kompetisi seperti yang terjadi di Aceh. Seperti tak tersentuh semangat sportivitas," tukas Gandul. (apw)
Sumber: