Cabor panahan Asian Games 2018, Angin Bikin Diananda Gagal Raih Emas

Cabor panahan Asian Games 2018, Angin Bikin Diananda Gagal Raih Emas

MIMPI Diananda Choirunisa untuk meraih emas perdana bagi panahan Indonesia di ajang Asian Games kandas. Dia gagal mencetak sejarah baru setelah kalah dalam final yang digeber di Lapangan Panahan SUGBK kemarin. Atlet asal Surabaya, Jawa Timur, itu harus puas meraih perak setelah kalah dari pemanah Tiongkok Zhang Xinyan 3-7. Sejatinya, Nisa—sapaan akrabnya—menang statistik atas Zhang. Dia bertengger di peringkat 59 dunia. Sedangkan Zhang jauh di posisi ke-113. Nisa di set pertama memang langsung kalah. Namun dia mampu menahan imbang Zhang di set berikutnya, lalu menang di set ketiga. Nah, di set keempat dan kelima, penampilannya justru menurun. Bidikannya banyak yang meleset. Arah angin mempengaruhi lontaran anak panahnya. Raut kekecewaan tidak dapat dia sembunyikan. Nisa langsung menghampiri dan memeluk sang ibu, Ratih Widyanti. Dia menangis. Lalu meminta maaf karena belum bisa memberikan medali emas untuk Indonesia. "Kecewa sudah pasti. Di tempat latihan tadi tidak ada angin. Tapi pas pertandingan ada angin ke kanan, jadi agak goyang sedikit waktu menembak," tutur Nisa sembari mengusap sisa air mata yang masih menggenang. Nisa seharusnya tidak perlu terlalu sedih. Biar bagaimana pun, pemanah 21 tahun itu telah membuat catatan baru untuk panahan Indonesia. Dia merupakan satu-satunya pemanah yang berhasil menembus final nomor individual. Kontingen merah putih pernah sekali merebut perak. Tepatnya di Asian Games 1994. Namun saat itu yang berhasil adalah tim beregu putri. Pelatih Nisa, Nurfitriyana Saiman, mengapresiasi perjuangan anak asuhnya hingga bisa mencapai titik ini. "Tidak apa-apa, dia masih muda. Masih perlu banyak belajar," ujar Yana. Perempuan yang juga peraih medali perak Olimpiade Seoul 1988 sudah merancang program lanjutan buat Nisa. Dia akan berupaya keras mengejar tiket Olimpiade Tokyo 2020. "Akan lebih banyak try out lagi. Soalnya panahan kan juga butuh mental yang bagus. Kalau kurang try out, mental juga kurang terasah," jelas Nisa. Yang agak disayangkan, sebenarnya jika Nisa bisa merebut emas kemarin, dia bakal mendapat tiket otomatis ke Olimpiade. Sebab, Asian Games merupakan salah satu ajang kualifikasi ke pesta olahraga paling prestisius sejagat tersebut. Namun, masih ada belasan event lagi yang bisa diikuti. Dan perak di Asian Games adalah modal yang cukup oke. Di sisi lain, pemanah putra Riau Ega Agata Salsabila mengamankan medali perunggu di nomor recurve individual. Dia menang 6-2 atas pemanah Kazakhstan Abdullin Ilfat. Sama seperti Nisa, Ega juga tidak puas dengan hasil tersebut. Sekalipun ini adalah Asian Games pertama untuk dia. "Inginnya tetap emas. Tapi waktu di semifinal saya sadar kalau lawan saya tangguh. Sudah berusaha memberikan yang terbaik," kata Ega. "Di satu sisi puas, karena hari terakhir pertandingan saya tutup dengan kemenangan. Tapi juga kecewa," terang pemanah 26 tahun ini. Yang lebih mengecewakan bagi Nisa dan Ega, mereka juga gagal di nomor recurve mixed team. Hal ini tentunya harus menjadi bahan evaluasi PP Perpani. (jpg/apw)

Sumber: