500 Komoditas Impor akan Disetop
Jakarta - Pemerintah akhirnya mengambil langkah konkret guna menyelamatkan nilai tukar rupiah yang belakangan ini terus melemah terhadap dolar Amerik Serikat (AS). Langkah konkret itu pun sudah dibahas dan disepakati oleb Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas tentang lanjutan strategi kebijakan memperkuat cadangan devisa. Dalam rapat terbatas (ratas) Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan akan menyetop impor pada 500 komoditas. Komoditas tersebut merupakan barang konsumsi, barang modal, dan bahan baku. Dalam ratas tersebut, Jokowi pun meminta para pejabat kabinet kerja untuk fokus menjaga stabilitas rupiah, serta membenahi transaksi berjalan yang masih defisit. Menurut Jokowi, banyak faktor yang menyebabkan transaksi berjalan defisit, salah satunya kebutuhan produk impor seperti barang modal, barang konsumsi, hingga bahan baku lebih banyak dipenuhi dari luar dibanding penggunaan dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah pun mengambil empat langkah konkret untuk mengatasi persoalan rupiah dan current account deficit (CAD). Salah satunya akan menyetop impor terhadap 500 komoditas yang merupakan barang modal, bahan baku, dan barang konsumsi. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa 500 komoditas yang akan disetop impornya antara lain seperti produk kertas dan kayu, karet dan plastik, serta minyak kelapa sawit. "Sudah dieksplisit disebutkan, komoditas yang disebutkan komoditas yang memiliki subtitusi di dalam negeri, karena ini akan berpengaruh kepada produksi manufakturing kita," kata Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Rabu (15/8). Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebutkan, evaluasi 500 komoditas impor ini pun belum tentu disetop secara keseluruhan, diutamakan kepada kepada produk yang sama namun diproduksi di tanah air. Sehingga, kata Kecuk, dalam mengidentifikasi 500 komoditas impor ini akan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC). "Kita perlu identifikasi mana saja yang kandungan lokalnya tinggi. Misalnya kelapa minyak sawit, kandungan lokal tinggi, produk kertas dan kayu, lalu karet plastik," ujar dia. Selain itu, kata Kecuk, langkah pemerintah untuk memperbaiki transaksi berjalan dengan meningkatkan ekspor dengan memberikan insentif kepada industri yang berorientasi ekspor. Komoditas impor yang akan disetop itu akan dievaluasi bersama-sama antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan. Rencana menyetop barang impor tersebut akan diikuti dengan menyiapkan produk substitusi di dalam negeri agar impor bahan baku maupun barang konsumsi bisa ditekan. Evaluasi bahan baku impor tersebut merupakan satu dari sejumlah langkah yang disiapkan pemerintah untuk memperbaiki nilai tukar rupiah. Harapannya, upaya tersebut bisa diterapkan sehingga mendorong industri lokal lebih berkembang.(cnn/okz/dtc)
Sumber: