Takut Serangan Balasan, Kompak Bolos
SERPONG-Seorang pelajar di Kota Tangsel, Ahmad Fauzan, kritis dengan wajah tertancap pisau. Dia kini menjalani perawatan intensif di RSCM Jakarta. Dua hari sebelumnya, Selasa (31/7), Ahmad Fauzan siswa SMK Sasmita Jaya, Pamulang, terlibat tawuran dengan sekelompok pelajar dari sekolah lain, di Jalan Raya Puspiptek, Kota Tangsel. Sehari pascatawuran, Rabu (1/8), polisi mendatangi SMK Bhipuri Serpong guna mencari tahu keberadaan para pelajar yang terlibat tawuran. Yang mengejutkan, sebagian pelajar di sekolah itu kemarin kompak meliburkan diri. “Hari ini (kemarin,red) banyak yang tidak masuk sekolah karena takut adanya tawuran lagi dari kejadian kemarin,” ungkap Kepala SMK Bhipuri Serpong Sutrisno. Salah seorang guru, Mulyati mengakui tingkat kehadiran siswa pascatawuran menurun drastis. Seharusnya jumlah siswa kelas X yang diajarnya sebanyak 42 siswa. Namun kemarin yang hadir hanya 15 orang. Sementara itu kelas XI yang seharusnya 24 orang, hanya dihadiri 7 orang dan kelas XII tidak ada murid yang hadir satu pun. “Pada takut. Infonya, anak-anak rivalnya itu masih mau pada ngincer ke sini jadi mereka nggak masuk,” ujarnya. Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan mengatakan, polisi sedang berupaya mengumpulkan dan mencari bukti-bukti pelaku tawuran yang menimbulkan korban tersebut. Ia memintai keterangan beberapa siswa yang ada di SMK Bhipuri, namun sebagian siswa yang terlibat tawuran tidak masuk sekolah. “Kita minta beberapa siswa untuk menyebutkan nama-nama siswa yang ada dalam video yang terekam saat terjadi tawuran. Kita akan menjemput pelaku yang terlibat tawuran ke rumahnya masing-masing," ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (1/8). Kasat Reskrim Polres Tangsel AKP Alexander Yurikho mengatakan, Tim Vipers telah meminta beberapa keterangan dari beberapa saksi. Mulai dari teman korban yang mengantar ke rumah sakit, masyarakat sampai teman sekolah. Alexander menambahkan, ada sekitar 15 orang yang sudah diperiksa. “Melalui analisa rekaman yang beredar dan saksi yang diperiksa, pelaku penusukan sudah mulai mengerucut,” ujarnya. Tim Vipers juga terus memantau kondisi Ahmad Fauzan di ruang ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Benda tajam mirip pedang yang menancap di wajah bagian kiri korban telah dipotong oleh tim dokter. Dalam dua sampai tiga hari ke depan akan dilakukan operasi untuk mencabut sisa benda tajam tersebut dari dalam wajahnya. “Penyebab tawuran belum diketahui pasti karena saksi yang telah diperiksa tidak bisa menerangkan,” jelasnya. Alexander mendorong pihak sekolah untuk memberikan sanksi tegas kepada siswa yang terlibat tawuran, terutama pelaku penusukan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. “Aksi tawuran itu tidak bisa ditangani polisi saja, tapi harus campur tangan pemerintah, orangtua, masyarakat, serta dinas pendidikan,” tuturnya. Kemarin, Camat Pamulang Deden Juardi bersama anggota Koramil, Polsek juga mendatangi lokasi SMK Sasmita Jaya Pamulang. Tujuannya untuk memberikan pembinaan kepada siswa agar tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. “Jangan membalas perbuatan tersebut, tugas siswa belajar dan belajar. Saya menyayangkan kejadian itu terjadi karena merugikan banyak pihak,” ujarnya. Ahmad Fauzan menjadi korban tawuran di Jalan Raya Puspiptek Serpong Kota Tangsel Selasa (31/7). Pelaku tawuran yang diduga pelajar dari sekolah berbeda itu sudah merencanakan aksinya ini. Dua kubu yang jumlahnya belasan orang, mempersenjatai diri dengan berbagai peralatan seperti senjata tajam, gir, besi dan celurit. Di Jalan Raya Puspiptek kedua kelompok itu pun bentrok dan memenuhi jalanan. (bud/bha)
Sumber: