Habiskan Rp 1,2 M, Malah Tak Dirawat

Habiskan Rp 1,2 M, Malah Tak Dirawat

CIKUPA-Kondisi bangunan SMPN 1 Cikupa yang tidak terawat di Desa Talaga, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, mengundang keprihatinan banyak kalangan. Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang turut menyoroti kondisi bangunan yang dibangun menggunakan dana APBD tersebut. Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang Ahmad Supriyadi mengatakan, walau jumlah ruangan yang ada belum sesuai kebutuhan, bukan berarti bangunan boleh dibiarkan terbengkalai. Dia menegaskan, setiap aset daerah wajib dipelihara dengan baik, terlebih karena kebutuhan akan gedung sekolah semakin meningkat. Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Tangerang pun diminta untuk melakukan perbaikan. “Saya menyesalkan kondisi bangunan SMPN 1 Cikupa yang tidak terawat tersebut, harusnya itu tidak boleh terjadi. Ini mutlak ketidakpedulian dinas terkait, dalam hal ini dinas pendidikan yang tidak merawat bangunan yang sudah disediakan,” ujar Supriyadi, Rabu (1/8). Menurut politisi PDI Perjuangan ini, suatu kewajaran apabila kepala daerah kecewa melihat kondisi bangunan baru yang terbengkalai. Sebab anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan gedung sekolah tidak sedikit. Untuk diketahui, gedung SMPN 1 Cikupa ini dibangun dengan dana mencapai Rp 1,2 miliar. “Siapa yang tidak kecewa apabila bangunan sudah dibikin dan biaya juga tidak sedikit, namun tidak dirawat,” ucap Supriyadi. Di satu sisi, lanjut dia, keberadaan gedung SMP negeri sangat dibutuhkan masyarakat Kabupaten Tangerang. Apalagi pasca diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB), dimana sistem zonasi tetap diterapkan. Hal ini membuat, kecukupan kebutuhan gedung sekolah di setiap zona sangat mendesak. Kondisi bangunan sekolah yang tidak terawat ini diketahui dari hasil inspeksi mendadak (sidak) Penjabat Bupati Tangerang Komarudin ke gedung baru SMPN 1 Cikupa, Selasa (31/7). Dia tak dapat menyembunyikan rasa kecewa saat melihat bangunan tersebut tidak terawat. Terpantau dari luar gedung, rumput tumbuh subur hingga ketinggian sekitar satu meter. Cat tembok mulai terkelupas. Komarudin semakin geram saat masuk ke dalam ruangan kelas. Ada pintu yang ditemukan rusak dan belum diperbaiki, serta lantai sangat kotor. Dia pun menyayangkan kinerja Dindik Kabupaten Tangerang. Komarudin mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tangerang memang berencana merelokasi SMPN 1 Cikupa yang saat ini berada di area Pasar Tradisional Cikupa. Namun wacana itu belum bisa direalisasikan mengingat jumlah ruangan belajar di lokasi yang baru tidak memungkinkan. SMPN 1 Cikupa saat ini berjumlah 34 ruangan, termasuk ruang sarana penunjang pendidikan seperti laboratorium dan perpustakaan. Sementara di gedung baru hanya enam ruangan yang sudah dibangun, serta empat ruangan dalam proses pembangunan. Dia mengakui, gedung sekolah negeri masih sangat kurang jika dikaitkan dengan penerimaan siswa baru. Tahun ini hanya sekitar 50 persen dari total lulusan sekolah dasar yang tertampung ke SMP negeri. Dia meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang agar benar-benar konsentrasi dalam perencanaan, sehingga gedung yang ada dapat dimanfaatkan. Menurut dia, gedung baru tersebut tidak mesti untuk relokasi SMPN 1 Cikupa, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sekolah-sekolah lain. Bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk membuka sekolah negeri yang baru, sehingga gedung yang ada dapat dimanfaatkan. Komarudin mengatakan, dindik harus mengkaji ulang pemanfaatan gedung-gedung sekolah yang masih kosong, agar daya tampung siswa baru meningkat. “Bisa dikaji ulang, jangan hanya terpaku di SMPN 1 Cikupa. Bisa SMP lain menggunakan ini, intinya supaya daya tampung siswa baru meningkat. Jangan sampai terbuang sia-sia. Gedung ini sudah diserahkan oleh dinas tata ruang dan bangunan ke disdik, artinya pemeliharaan tanggung jawab disdik,” tegas dia. Kepala SMPN 1 Cikupa Maman Suarman berjanji segera melakukan perawatan bangunan sekolah yang ada di Desa Talaga. Mulai dari perbaikan pintu, pengecatan tembok, hingga pemotongan rumput. “Kami akan bergotong royong untuk melakukan perbaikan. Mudah-mudahan besok atau lusa terealisasi,” ujar dia. Maman mengatakan, ruangan yang ada di gedung baru memang tidak sesuai kebutuhan. Rombongan belajar (rombel) saat ini berjumlah 27 atau sembilan rombel setiap tingkatan. Kemudian tujuh ruangan sarana penunjang, seperti laboratorium, perpustakaan, ruang guru dan sebagainya. Walau demikian, dia optimis jika gedung baru mulai dioperasikan pada Januari 2019. “Jumlah ruangan di sekolah lama yaitu 34. Di tempat baru sudah ada enam ruangan dan empat ruangan sedang proses pembangunan, sehingga satu tingkatan nanti bisa dipindahkan ke sana. Relokasi dilakukan bertahap, sesuai ketersediaan ruangan. Januari 2019 mulai dipakai,” pungkas Maman. (mg-3/mas/bha)

Sumber: