Densus Tangkap 8 Orang di Pandeglang dan Serang
SERANG - Densus 88 Antiteror menangkap delapan terduga teroris di Banten. Keterlibatan mereka dalam kelompok teror tersebut beragam. Dari seorang pendoktrin yang bertugas mencuci otak calon anggota hingga peran yang remeh-temeh, membuat jadwal pelatihan militer. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menuturkan delapan terduga teroris itu ditangkap di sejumlah lokasi. Yang pertama, berinisial AS yang ditangkap di Tarogong, Margasana, Pandeglang. “Tugasnya di JAD cukup penting,” jelasnya. AS, lanjutnya, memiliki kemampuan untuk melakukan doktrin dengan cara-cara mencuci otak. Selanjutnya, setelah itu dia merekrut orang yang telah didoktrinnya. “Dia juga pernah ikut sebuah pelatihan di awal 2017,” paparnya. Tujuh orang terduga teroris lainnya berinisial NV, AD, ARM, IDO, STO, SDR dan JRM. Untuk IDO tugasnya sama dengan AS. Sedangkan AD, STO, SDR dan JRM diketahi pernah mengikuti pelatihan militer di Pandeglang awak 2017. “ARM pernah mengikuti rapat untuk membahas aksi bom natal dan tahun baru 2016 di Malang Jawa Timur,” ujarnya. Untuk NV perannya cukup unik. Dia diduga membuat jadwal pelatihan perang di Pandeglang. Karena membuat jadwal itulah dia ditangkap pasukan berlambang burung hantu tersebut. NV ditangkap Jumat (27/7) pukul 12.41 WIB di Jalan Ciracas No 26, Kota Serang. Informasi yang dihimpun, NV berdomisili di Griya Permata Asri Blok B13 No. 15 RT 002/005 Kelurahan Dalung, Kecamatan Cipocok. NV ditangkap Tim Densus 88 usai menunaikan ibadah salat Jumat. Salah satu tetangga NV yang indentitasnya tidak disebutkan mengatakan, NV dikenal berprofesi sebagai tenaga ahli DPR. “Dia sempat nyalon anggota DPD tapi tidak terpilih dan menjadi tenaga ahli DPR juga,” ungkap tetangga NV, Minggu (29/7). Ia bercerita, NV dikenal sebagai figur yang ramah kepada tetangganya. Bahkan orangnya rajin beribadah. Setiap pagi sering terlihat menyapu halaman rumahnya. “Saya kan suka papasan dengannya ketika mau ke musala yang dekat dengan perumahan. Tapi kalau dia mah lebih memilih ke masjid yang jaraknya agak jauh,” katanya. Namun menurut tetangga, sejak 5 atau 6 tahun belakangan sikapnya agak berubah. Yang awalnya pernah mengikuti pengajian bergiliran ke setiap rumah, belakangan sudah tidak pernah ikut lagi. Kemudian, penampilan istrinya juga lebih berubah yang awalnya tidak mengenakan cadar, sekarang mengenakan cadar. “Tahun 2016 saya sudah curiga, dan informasinya pernah ke luar negeri, bahkan ke Suriah,” katanya. Ketua RW 005 Kelurahan Dalung Awaludin mengatakan, ketika rumah NV digeledah Tim Densus sekitar pukul 14.00 WIB, dirinya mendampingi sebagai Ketua RW. Bahkan sebelum penggeledahan, dia mengaku ditelepon Kapolsek Cipocok Jaya yang memberitahu akan ada penggeledahan. “Pas dapat informasi itu, saya langsung panggil istrinya NV untuk memberitahu kalau rumah mau digeledah. Istrinya juga kelihatannya tegar dan sepertinya sudah tahu. Karena ada anak-anaknya sedang tidur, maka saya izin ke kapolsek untuk mendampingi istri NV membangunkan anaknya, karena kasihan kalau tiba-tiba bangun dan banyak polisi,” katanya. Disebutkan Awaludin, tepat pukul 14.00 WIB, dua mobil tim Densus datang dan langsung menggeledah rumah NV. Ia juga mengatakan, yang ia tahu diambil dari rumah terduga teroris adalah dokumen, namun dirinya kurang begitu tahu isi dari dokumen tersebut. “Kalau yang saya tahu yang diambil dokumen,” katanya. Awaludin tidak menyangka NV diduga terlibat jaringan teroris. Karena yang ia kenal, NV adalah orang yang baik, sederhana, dan suka menyapa kepada tetangganya. (jpg/bha)
Sumber: