Daging Ayam Tembus Rp 50 Ribu, Warga Beralih Konsumsi Ikan

Daging Ayam Tembus Rp 50 Ribu, Warga Beralih Konsumsi Ikan

TANGERANG -- Harga daging ayam di sejumlah pasar tradisonal mengalami kenaikan yang signifikan. Saat ini, harga daging ayam tembus Rp 50 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp 38 ribu. Akibat harga yang meroket, konsumen pun memilih untuk mengurangi pembelian dan menyiasati menu makanan keluarga.

Seperti dilakukan Rohmi Aisyah (30), salah seorang pembeli di Pasar Anyar. Ibu muda ini menyiasati menu olahan makanan untuk keluarganya dengan ikan segar yang harganya masih relatif murah, jika dibandingan dengan ayam potong.

“Tetap membeli daging ayam tapi paling dikurangi. Karena harganya lagi tinggi, saya menyiasatinya dengan menu lain seperti ikan,” ucapnya, Selasa (24/7).

Dia mengaku sebelum harganya naik, dirinya membeli daging ayam sebanyak satu kilogram. Namun dengan harga yang mahal saat ini, dia mengurangi pembelian menjadi setengah kilogram saja.

Nantinya, daging ayam itu dimasak menjadi sop supaya bisa merata untuk seluruh anggota keluarga dan dibarengi dengan memasak pepes ikan.”Biasanya satu kilo belinya. Sekarang mah cuma setengah kilo, abis mahal sih,” tuturnya.

Menurutnya, selain ikan dan telur, daging ayam termasuk kebutuhan pokok yang sering dibeli. Jika harganya mengalami kenaikan akan sangat membebani pengeluaran keluarga.

“Kalau ditanya keberatan sebenernya iya. Tapi mau gimana lagi, ini kan kebutuhan pokok yang harus dibeli,” ungkapnya.

Sementara itu, Abdul Soleh (39) salah seorang pedagang ayam potong mengatakan, meroketnya harga daging ayam di Kota Tangerang justru lebih dikarenakan mekanisme dagang. Peternak ayam potong di Tangerang menurutnya lebih didominasi jaringan kemitraan bukan swadaya masyarakat.

Ia tak menapik selain daging ayam yang meroket, harga daging sapi juga perlahan mulai terkatrol naik.”Harga daging sudah mulai ada peningkatan karena mendekati hari raya kurban,” ujarnya.

Terpisah, Ujang Kusnandar (45) salah satu peternak ayam potong di Tangerang menuturkan penyebab kenaikan harga daging ayam. Menurutnya, cuaca pada musim pancaroba saat ini tidak stabil sehingga ada banyak ayam dari peternak yang mudah terserang penyakit dan akhirnya mati sebelum panen.

“Cuaca kalau siang panas banget, sementara malam dingin banget. Sehingga tidak baik bagi kesehatan ayam. Mudah terserang penyakit, apalagi ini juga masuk musim kemarau, volume air di sumur-sumur berkurang dan biasanya ada endapan di atas air, pencemaran dari bakteri Ecoli. Saat diminum, ayam terkena penyakit dan banyak yang mati,” tandasnya.(Mg-11)

Sumber: