KPU Ajari Anak-anak Nyoblos

KPU Ajari Anak-anak Nyoblos

KRESEK – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang menyelenggarakan kegiatan simulasi pemungutan suara yang diikuti oleh siswa SMK Anisa, Kecamatan Kresek, pekan lalu. Para pelajar yang sudah tercatat memiliki hak pilih ini, ternyata banyak yang belum mengetahui cara pencoblosan pada Pilkada yang akan dilaksanakan 27 Juni mendatang. Anggota KPU Kabupaten Tangerang Iqbal Syam mengatakan, pihaknya memiliki kewajiban untuk melakukan edukasi untuk para pemilih pemula. Oleh sebab itu, kali ini ia mengajak anak-anak SMK Anisa mengikuti simulasi pemungutan suara pada pemilu. Kata Iqbal, antusias pelajar dalam menyalurkan hak pilihnya sangat antusias. Namun mereka banyak yang belum mengetahui tatacara menggunakan hak pilihnya. Dengan berlangsungnya kegiatan ini, diharapkan bisa ada transformasi reformasi dan pengetahuan bagi anak-anak, guru hingga orangtua. Kemudian nilai-nilai positif pun bisa tertanam dalam diri anak untuk menjadi pemilih cerdas bagi Indonesia. Iqbal mengatakan, ingin menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak-anak usia dini seperti menghormati dan menghargai pilihan orang lain. “Kemudian menanamkan budaya antri ketika masuk ke dalam tempat pemungutan suara. Walaupun masih anak-anak, namun bisa diajarkan sejak dini sehingga terbiasa hingga besar nanti,” paparnya. Sementara itu, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kresek Rita Setiasih menuturkan, sosialisasi pemilu kepada pemilih pemula yang mayoritas adalah kalangan pelajar, sangat diperlukan agar mereka menggunakan hak suara secara tepat dan berkualitas. “Mereka perlu didorong untuk antusias datang ke tempat pemungutan suara guna memilih calon-calon pemimpin sesuai dengan aspirasinya, tidak golput atau tidak memberikan suara pada pemilu dan termakan ajakan politik uang,” terang Rita, yang didampingi anggota PPK Kresek Saefudin Zuhri, Nasrullah, Muhyidin dan Andri Hendriyana. Selain itu, kata Rita, pemilih pemula juga perlu diperkenalkan dengan nilai-nilai demokrasi di balik proses pemilu. Artinya, antusias untuk memilih saja tidak cukup jika antusiasme untuk memilih ini tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran untuk menggunakan hak pilih secara tepat, serta berintegritas. “Kami menginginkan pemilih pemula yang berinteigritas tinggi. Artinya, mereka pemilih yang tidak akan tergoda dengan uang. Mereka akan memilih sesuai dengan hati nurani, sehingga akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas,” papar Rita. (mas)

Sumber: