Kasus Novel, Ujian Bagi Polisi
Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR RI, Syarief Abdullah Alkadrie menyoroti kinerja kepolisian dalam penyelidikan kasus Novel Baswedan. Ia meminta Polri bekerja lebih maksimal, gesit dan cepat dalam pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap purnawirawan Polri itu. "Saat ini kesannya lamban," tegas Syarief, Senin (17/4). Syarief menyarankan Presiden Jokowi membentuk tim independen untuk mempercepat dan transparansi dalam penanganan serta pengungkapan kasus ini. Menurutnya, kasus-kasus teror terhadap aparat institusi negara terutama KPK kerap terjadi dan belum terdengar ada yang terungkap. Saat ini, lanjut dia, kepolisian dalam sorotan masyarakat. Jangan sampai kepercayaan kepada lembaga negara ini semakin menurun. "Apalagi saat ini, kasus yang ditangani terkait teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi," kata legislator daerah pemilihan Kalimantan Barat (Kalbar) itu. Syarief berharap, kasus ini dengan segera terungkap dan transparan. Pengungkapan secara transparan penting artinya agar kasus ini tidak melebar dan membuat masyarakat menduga-duga. "Kami tidak ingin kasus-kasus serupa terulang kembali. Kami ingin kasus ini bisa ditangani secara profesional dan proporsional," paparnya. Dia juga mengimbau kepada semua pihak yang mengetahui dan memiliki bukti-bukti sekecil apa pun untuk dapat membantu pihak kepolisian. “Profesional institusi kepolisian saat ini sedang diuji dan masyarakat menunggu hasil," katanya. Presiden Jokowi merespons cepat surat yang datang dari pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait musibah yang Novel Baswedan. Juru bicara kepresidenan Johan Budi mengatakan bahwa surat itu berisi tentang permintaan bantuan pembiayaan pengobatan Novel. "Surat yang disampaikan oleh ketua KPK adalah permohonan dan permintaan agar negara membiayai pengobatan dan perawatan saudara Novel Baswedan," ujar Johan di kompleks Istana Negara, Senoin (17/4). Nah, setelah membaca sendiri surat tersebut, Presiden Jokowi meresponsnya dengan cepat. "Presiden telah memutuskan untuk membiayai pengobatan dan perawatan penyidik KPK Novel Baswedan. Sedangkan dana diambil dari pos anggaran yang ada di kepresidenan," kata Johan. Kondisi kesehatan Novel Baswedan semakin membaik. Novel masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura setelah disiram air keras oleh dua orang misterius. Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa secara umum kondisi mata Novel mulai membaik. "Misalnya tekanan pada kedua mata sudah jauh menurun. Meskipun mata kiri masih lebih tinggi tekanannya," kata Febri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/4). Dia mengatakan, hari ini dokter masih memperhatikan soal pertumbuhan jaringan di sekitar kornea mata, untuk menentukan diperlukan operasi atau tidak. Memang, lanjut dia, pertumbuhan jaringan seperti yang disampaikan dokter masih cukup lambat sehingga ada tindakan-tindakan yang harus diputuskan hari ini. "Memang medis harus ada tahapan-tahapan untuk proses penyembuhan tersebut," ujarnya. (boy/jpnn)
Sumber: