Pelatnas Panahan Asian Games 2018, ?Debu Proyek Bikin Flu
TIM nasional panahan Indonesia kini cukup bernafas lega. Permintaan mereka untuk menggunakan Lapangan Panahan Gelora Bung Karno sebagai tempat pemusatan latihan sudah terealisasi. Meski begitu, beberapa atlet cukup mengeluhkan debu yang terbawa angin dari proyek pembangunan komplek GBK yang berada persis di sisi barat lapangan. Atlet compound Dellie Threesyadinda mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang sudah membantu untuk mendapatkan izin dari Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK). Dia memberi acungan jempol mengenai kondisi serta kualitas venue panahan usai renovasi. ”Mungkin lapangan panahan terbaik di Asia Tenggara saat ini,”ucapnya. Lapangan dengan alas rumput alami, lanjut Dinda, cukup mengurangi hawa panas ketika berlatih. Mengingat, sebelumnya tim panahan berlatih di lapangan hoki lama dengan alat sintetis. ”Alasnya plastik gitu malah panasnya memantul. Makanya anak panahan nggak ada yang putih,” imbuh Atlet recurve putra Riau Ega Agata Salsabilla sambil bercanda. Menurut dia, kondisi latihan sudah nyaman. Tempat berteduh sudah tidak lagi dengan dua tenda ukuran 3 x 3 meter yang digabung menjadi satu. ”Sudah di bawah tribun kalau mau berteduh,” ujarnya. Namun, masih ada satu hal yang cukup mengganggu rekan-rekannya berlatih. Yakni debu proyek pembangunan komplek GBK yang bersebelahan dengan Lapangan Panahan. Ega mengatakan, mayoritas atlet putri sudah terserang batuk dan flu. Akibatnya, latihan tidak bisa maksimal lantaran sulit konsentrasi dan focus. Berdasarkan pantauan dilapangan, memang tidak ada pagar seng yang menyekat antara lapangan dengan lokasi proyek. Hanya ada pagar lapangan rangkaian kawat besi setinggi satu meter. tentu, ada baiknya pihak PPK GBK maupun kontraktor membangun pagar seng setinggi 4 meter untuk pembatas. Selain demi kenyamanan atlet, dari segi estetika juga tidak enak dilihat. Puing-puing bangunan yang berserakan terkesan kumuh. (jpg/apw)
Sumber: