Satu Kecamatan Dibangun Satu Pasar Tradisional

Satu Kecamatan Dibangun Satu Pasar Tradisional

SERANG - Walikota Serang Tb.Haerul Jaman meminta kepada Dinas Perdagangan Industri dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperdaginkopukm) untuk membangun pasar tradisional di setiap kecamatan. Demikian disampaikan Kepala Disperdaginkopukm Kota Serang Akhmad Benbela. "Pak Wali minta kami membangun satu pasar tradisional di tiap kecamatan," ungkap Benbela. Hal ini dilakukan kata Benbela menyampaikan pesan dari Pak Walikota, supaya masyarakat lebih mudah dan dekat dalam melakukan transaksi jual beli. Selain itu, agar aktivitas jual beli tidak terpusat di satu pasar sehingga menyebabkan kemacetan. “Selama ini kan orang banyak yang masih terpusat di Pasar Rau,” kata Benbela. Dikatakan Benbela, dengan adanya pasar tradisional di setiap kecamatan diharapkan dapat menekan pengeluaran masyarakat saat akan belanja dan dapat menampung hasil bumi yang ada di tiap-tiap kecamatan. Ia juga menambahkan, direncanakan dua pasar tradisional yang baru dibangun oleh Pemerintah Kota Serang rencananya akan mulai dioperasikan pada awal April mendatang. Wali Kota Serang Tubagus Haerul Jaman diagendakan meresmikan kedua pasar tradisional baru tersebut. Kepala Bidang Pasar Disperdaginkopukm Djoni Manahan mengatakan, saat ini telah ada dua pasar tradisional baru di Kota Serang yang berhasil dibangun oleh Pemerintah Kota Serang. Kedua pasar tersebut adalah pasar Walantaka di daerah Lebak Wangi dan pasar Kasemen di daerah Margaluyu. Rencananya, pemkot menargetkan berdirinya satu pasar tradisional di setiap kecamatan. Dengan adanya 6 kecamatan di Kota Serang maka ditargetkan akan ada 6 pasar tradisional. Sampai saat ini telah ada lima pasar tradisional yang dibangun, termasuk pasar Walantaka dan pasar Kasemen yang belum lama ini dibangun. “Jadi hanya pasar di Kecamatan Curug yang belum ada karena kita belum punya lahannya,” ujar Jhoni. Jhoni mengungkapkan bahwa pasar Walantaka yang memiliki luas 3.200 meter itu saat ini baru memiliki 20 kios dengan luas 3X3 meter dan 40 los dengan luas 2X1 meter. Untuk sementara hanya akan ada 60 pedagang yang berjualan di sana. Padahal, jumlah pedagang yang mengajukan diri dan ingin berjualan mencapai 80 pedagang. Warga sekitar sangat antusias dengan adanya pasar baru ini sehingga ke depan mereka tidak perlu ke pasar Ciruas hanya untuk membeli sesuatu. “Selama ini warga Walantaka harus ke pasar Ciruas kalau mau belanja yang jaraknya 17 kilo meter,” katanya. Sementara Pasar Kasemen di Margaluyu saat ini baru memiliki 40 kios dan 60 los. Pedagang yang sudah didata mencapai 193 pedagang. Pedagang yang akan menempati Pasar Kasemen adalah para pedagang yang sebelumnya berjualan di pasar Karangantu. Pasalnya pasar yang berada di samping sungai Karangantu itu kumuh dan lokasinya akan dibuat menjadi ruang terbuka hijau oleh Pemerintah Provinsi Banten. “Pedagang yang mengajukan berjualan mencapai 200an. Tapi kita prioritaskan yang pedagang Karangantu,” ujarnya. Agar tidak timbul kecemburuan maka pedagang dari Karangantu yang sebelumnya menempati kios maka akan menempati kios. Sementara pedagang yang menempati los akan ditempatkan di los. Terkait sarana transportasi umum yang belum menjamah daerah itu ia mengatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan agar menciptakan rekayasa lalu lintas agar ada angkutan umum yang melewati daerah tersebut. (and/ang)

Sumber: