Jangan Korbankan Tangerang
TANGERANG—Penghapusan transaksi di Gerbang Tol Karang Tengah berimbas pada perubahan titik kemacetan dan perubahan tarif tol. Kota Tangerang dan Kota Tangsel, kini berubah menjadi kota macet parah. Efek pintu masuk dan keluar tol menjadi tempat pembayaran, buntut kemacetan hingga ke jalan-jalan utama.
Di Kota Tangerang, Jalan MH Thamrin, dari pintu tol Kebon Nanas kemacetan panjang mengular hingga di depan PT Argo Pantes. Kemudian, jalan macet lebih parah terjadi di Islamic hingga Palem Semi, Karawaci.
Sementara, di Kota Tangsel, kawasan Alam Sutera dan Jalan Raya Serpong, terkena imbasnya. Pada pagi hari dan sore hari, kendaraan nyaris tak bergerak. Kepala daerah di Tangerang meminta pengelola tol mengevaluasi kebijakan tersebut.
Pengelola tol diharapkan tidak memindahkan kemacetan ke Tangerang. Walikota Tangerang Arief R Wismanyah mengatakan Pemkot Tangerang sudah mengirimkan surat permintaan peninjauan ulang kebijakan tol kepada PT Jasa Marga.
Untuk mengantisipasi melebarnya kemacetan dari gerbang tol ke jalan protokol, Arief sudah menugaskan Dinas Perhubungan untuk melakukan evaluasi dan mencari solusi.
“Sore ini (kemarin) kami kirimkan surat evaluasi ke PT Jasa Marga. Semoga segera ada solusi terbaik untuk seluruh pengguna jalan tanpa terkecuali. Tentu solusi terbaik bukan memindahkan persoalan baru demi menyelesaikan persoalan yang sudah ada sebelumnya (kemacetan di jalan tol Karang Tengah),” kata Arief saat ditemui di Hotel Allium, Kota Tangerang kemarin.
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany pun berharap demikian. Airin bahkan sudah melihat langsung dampak dari penghapusan GT Karang Tengah. Airin berharap pengelola tol sudah melakukan evaluasi dan mencari solusi.
“Yang saya lihat kemacetan seperti berpindah saja. Karang Tengah terurai macetnya, tapi pintu keluar dan jalan protokol lain jadi macet," jelasnya.
"Tapi saya yakin, Kementerian PU dan Jasa Marga sedang melakukan evaluasi. Saya percaya mereka memantau perubahan ini. Kan masih percobaan, jadi wajar jika keadaannya seperti itu. Kita lihat saja perkembangannya,” ungkap Airin.
Pengelola tol Tangerang-Merak, PT Marga Mandala Sakti menambah fasilitas untuk mengurai kemacetan. Seperti di Gerbang Tol Cikupa, tiga gardu tol ditambah. “MMS sudah siap. Adapun terkait Simpang Susun Tomang sampai dengan Tangerang Barat, itu kewenangannya ada di PT Jasa Marga. Tapi, memang ini belum sempurna, semoga persiapan Jasa Marga bisa terpenuhi,” ungkap Indah Permanasari, Humas PT MMS saat dihubungi Tangerang Ekspres, Senin (10/4).
Pembebasan tarif yang dilakukan PT Jasa Marga di Gerbang Tol Karang Tengah sejak Minggu (9/10), merupakan bagian dari upaya integrasi sistem jalan tol, termasuk tol Jakarta-Tangerang dan Tangerang-Merak. Dengan penggeseran gerbang tol dari Karang Tengah ke Gerbang Tol Cikupa, dan pemberlakuan sistem tol terbuka Tomang-Cikupa, serta sistem tol tertutup Cikupa-Merak, Jasa Marga mengklaim dapat memecah kemacetan hingga lima kilometer yang biasanya terjadi di Gerbang Tol Karang Tengah tersebut.
Namun, dampak lainnya dari pemberlakuan aturan ini adalah terjadinya penumpukan kendaraan, yang mengantre di jalur-jalur keluar tol, seperti di exit tol Alam Sutera, Tol Tangerang (Kebon Nanas), Bitung (Cikupa), Karawaci dan sekitarnya.
“Memang terjadi sedikit kehebohan (akibat aturan ini). Maka kami mohon maaf kepada para pengguna yang harus antre di (gerbang tol) asal-tujuan, seperti misalnya di Alam Sutera, Karawaci dan Tangerang,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Herry T. Zuna, Senin (10/4).
Oleh karenanya, Herry berharap bahwa dalam masa-masa awal pemberlakuan aturan ini, pihak-pihak terkait, baik dari sisi operator jalan tol maupun masyarakat pengguna jalan bisa segera beradaptasi.
“Maka kita perlu penyesuaian. Baik dari sisi operatornya, dan juga masyarakat yang harus mencari keseimbangannya," ujar Herry.
Dia memastikan jika PT Jasa Marga dan PT Marga Mandala Sakti selaku operator jalan tol Jakarta-Merak ini, akan selalu memantau perkembangan kondisi jalan, dan memberikan penanganan sesegera mungkin jika ada potensi terjadinya antrean panjang.
“Dalam hitungan (PT) MMS dan PT Jasa Marga selaku operator di ruas tersebut, dengan fasilitas yang ada saat ini, maka akan diantisipasi pula melalui petugas jemput transaksi. Di awal ada learning curve, sekarang mulai familiar,” ujarnya.
Dijelaskan Herry keputusan integrasi jalan tol berdasarkan surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 214.1/KPTS/M/2017 tentang Penetapan Tarif dan Sistem Pengumpulan Tol Secara Integrasi pada Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan Jalan Tol Tangerang-Merak segmen Simpang Susun Tomang-Tangerang Barat-Cikupa.
“Jadi ada penyesuaian tarif seperti Tomang-Alam Sutera yang biasanya sistem tertutup dikenakan Rp 5.500 menjadi sistem terbuka dikenakan tarif Rp 7.000 dibayar ketika keluar di GT Kunciran 1 (Alam Sutera),” jelasnya.
Herry menyadari dengan tarif flat ada efisiensi bagi mereka yang menempuh jarak jauh namun risikonya yang jaraknya lebih dekat tetap dikenakan Rp 7.000. “Ada subsidi di sini yang jarak dekat menyubsidi yang jarak jauh,” Kata Herry. Di Alam Sutera akan dibuat 6 gardu tol dan semuanya menggunakan e-toll card. “Perlu sosialisasi ini agar mereka yang keluar di Alam Sutera mengetahui,” ujarnya.
Menurut Herry sejak berlaku jam 00.00 Minggu, sistem integrasi ini dapat dirasakan manfaatnya antara lain tidak terjadi lagi kemacetan di GT Karang Tengah dan arah sebaliknya. Lebih jauh dijelaskan Herry, selain keluar Alam Sutera (GT Kunciran 1), ada perubahan di tempat lainnya seperti untuk pengguna jalan tol yang keluar di GT Kebon Jeruk 1, GT Meruya 1, GT Meruya 2, GT Meruya Utara 3, GT Karang Tengah Barat 1, GT Tangerang 1, GT Karawaci 1, GT Karawaci 3, dan GT Bitung 1 kini membayar di akses keluar.
Sedangkan pengguna jalan tol yang menuju Merak, mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) di GT Cikupa. Pembayaran dilakukan saat keluar jalan tol. “Pada akses keluar Jalan Tol Tangerang-Merak, pengguna jalan membayar dua tol sekaligus, untuk tarif tol Simpang Susun Tomang-Tangerang Barat-Cikupa dan tarif tol Cikupa-Merak,” kata Herry. Untuk pengguna tol yang dari Merak yang mengarah ke Jakarta, diminta mengambil KTME di gerbang masuk Tol Tangerang-Merak.(bun/jpg/bha)
Sumber: