Warga Rawa Bokor Tuntut Pembebasan Lahan

Warga Rawa Bokor Tuntut Pembebasan Lahan

  TANGERANG - Pembangunan Jalan Tol JORR II Kunciran-Bandara menyisakan persoalan bagi warga Kampung Rawa Bokor, Kelurahan Benda, Kecamatan Benda. Permukiman mereka menjadi terisolir akibat belum rampungnya pembebasan lahan. Tak hanya itu, dampak proyek pembangunan yang saat ini tengah dikerjakan, berdampak pada rusaknya drainase. Setiap hujan tiba, lingkungan warga menjadi banjir lantaran tertutupnya saluran air oleh urugan tanah.   Selain itu, akses jalan terputus dan warga akan terisolir apabila proyek itu rampung. Andi, salah seorang warga RT 03/01 Kelurahan Benda mengaku, sejak awal rencana pembangunan proyek tersebut sudah ada hasil kesepakatan bersama pejabat wilayah dan pihak panitia pembangunan yang dilakukan pada 2014 lalu. Sejumlah bidang lahan akan dibebaskan dan diberikan ganti rugi. "Karena tergambar akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup kami, karena berada diantara tembok Perumahan Taman Mahkota dan jalan tol," Kata Andi. Proses pembangunan jalan tol tersebut saat ini sudah dimulai, namun sebanyak 3 bidang lahan milik warga di lingkungan RT 03/001 itu belum juga dibebaskan. Padahal, jika pembangunan proyek jalan tol itu selesai, warga akan terkurung tanpa akses keluar masuk permukiman. Oleh karena itu, Andi bersama warga lainnya sudah melengkapi sejumlah persyaratan dokumen yang diperlukan untuk pembebasan. Kendati demikian, kata Andi, hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan lahan itu akan dibebaskan dan diganti rugi. Padahal proyek pembangunan Tol JORR itu sudah mulai berjalan. "Bertahun-tahun kami hidup ibarat buah simalakama. Pembangunan terus berjalan seakan tak menghiraukan jeritan dan penderitaan kami yang semakin hidup memprihatinkan akibat dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan proyek tersebut," keluhnya. Senada dengan Andi, Muslih, warga RT 02/01 mengaku hingga kini belum mendapat kejelasan terkait pembebasan lahan. Padahal, terdapat lima rumah yang dihuni 30 jiwa di permukimannya. Lebih lanjut, kata Muslih, pada 2015 lalu sudah pernah ada yang meninjau rumahnya. "Rumah tetangga lainnya digusur dan dibongkar alat berat. Tetapi sampai saat ini rumah kami belum juga dibongkar dan diberi ganti rugi," ungkapnya. Ia juga mengatakan warga selalu dihantui genangan dan banjir apabila turun hujan lantaran saluran drainase di lingkungan tersebut tertutup proyek pembangunan tol dan perumahan. Sekretaris Kelurahan Benda, Syukur Yakub membenarkan adanya keluhan dari warga. Syukur mengaku sudah melakukan upaya dengan mendatangi sejumlah instansi terkait, tetapi ia tak pernah mendapat respon. "Kami coba sudah ke Kementerian PUPR, PT Marga Kunciran Cengkareng dan BPN. Tapi belum juga dilihat keluhan warga kami," ujarnya. (mg-05)

Sumber: