Anies Disetop Paspampres
JAKARTA-Gubernur Jakarta Anies Baswedan disetop Paspampres saat mengikuti Presiden Joko Widodo untuk menyerahkan trofi Piala Presiden, Sabtu (17/2) malam. Video yang merekam kejadian ini menjadi viral. Pihak istana pun, akhirnya angkat bicara. Menurut mereka tindakan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang mencegah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat hendak mendampingi Presiden Jokowi untuk memberikan trofi di Final Piala Presiden, Sabtu (17/2). Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, tindakan yang dilakukan Paspampres tersebut merupakan prosedur pengamanan karena mereka berpegang pada daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia. "Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan oleh pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo," ujar Bey melalui keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Minggu (18/2). Dia menegaskan, tidak ada arahan apapun dari Presiden untuk mencegah Anies. Mengingat acara tersebut bukan acara kenegaraan. Panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah. Sementara Ketua Panitia (SC) Piala Presiden Maruarar Sirait menegaskan, memang tak semua pejabat negara harus ikut saat penyerahan piala oleh Presiden Jokowi. "Kenapa saya datang ke sana? Karena saya tahu Gubernur (Anies Bawedan) adalah tuan rumah, Gubernur DKI Jakarta. Saya bersilaturrahmi ke sana dan kita juga disupport, supportnya awalnya soal toilet. Kita minta soal toilet. Terus kemudian soal TransJakarta dan soal kebersihan," kata Maruarar, Minggu (18/2). Selanjutnya, dalam pertemuan itu Maruarar juga menyerahkan sebuah kaos Piala Presiden dan mengundang untuk menyaksikan laga final tersebut di Stadion GBK pada Sabtu (17/2). "Sekaligus saya mengundang untuk beliau datang ke sana. Dan itu ada fotonya saya memberikan kaos Piala Presiden, walaupun dia datang ke sana dengan baju Persija, nggak apa-apa," jelasnya. Persoalan siapa saja yang harusnya mendampingi Jokowi ke lapangan untuk penyerahan piala, Maruara menyebut ada batasannya. Tidak semua pejabat negara yang hadir harus ikut mendampingi Presiden. "Nah yang tidak ke bawah itu, kan memang kita tidak mungkin semuanya turun ke bawah. Misalnya kita kepanitiaan saja kan banyak ya, kan nggak mungkin semuanya bisa (turun) menyerahkan itu. Nah panitia kan kebetulan hanya saya yang mendampingi Presiden Jokowi. Dari pejabat negara juga yang mendampingi Presiden Jokowi adalah Pak Wiranto dan Pak Menpora," jelasnya. Terlebih, kata Maruarar saat Persija berhasil melalukan gol ke gawang Bali United, Presiden Jokowi langsung menyalami Anies dan mengucapkan selamat. "Jadi saya pikir itu sportivitas. Dan pada saat gol itu, saya lihat sendiri Pak Jokowi salaman sama Anies, selamat ya. Kan kelihatan itu. Kita juga selamatin. Pak Jokowi juga tahu kok Pak Anies mensupport bantuan-bantuan tadi, walaupun bantuan itu kita siap kalau ada konsekuensi biaya kita siap membayarnya," katanya. Terkait dengan video yang beredar, Maruarar meminta agar masyarakat tidak berpikir yang aneh-aneh. Dia menegaskan, jangan ada aupaya untuk mengadu domba hubungan Jokowi dan Anies yang terjalin dengan baik. "Jadi menurut saya janganlah mengadu-adu Pak Jokowi dan Anies di isu olahraga. Jadi kita sportif saja, bersahabat, biar bagaimana Jokowi dan Anies itu punya hubungan yang panjang. Dari 2012 Pak Anies sudah mendukung Jokowi, 2014 Anies juga mendukung Pak Jokowi dan bersama-sama dengan saya. Kita beberapa kali bersama-sama," katanya. "Jadi jangan diadu-adu antara hubungan Presiden Jokowi dengan Anies. Aniesnya tenang-tenang saja kok, Jokowinya juga tenang-tenang saja. Jangan diadu-adu. Kita ingin hubungannya tenteram, rukun. Ini kan olahraga, dan saya yakin mereka berdua bisa bersinergi dengan dalam membangun bangsa dan negara. Sesuai dengan proporsinya masing-masing," tambah politisi PDIP ini. (jpc/det/esa)
Sumber: